Minggu, 30 Mei 2010

Mematika auto run

Banyak cara untuk mencegah virus masuk ke komputer kita, salah satunya adalah dengan mamatikan fungsi autorun di windows bilamana media seperti Flashdisk, CD room ataupun Media lainnya dihubungkan ke komputer kita maka akan muncul pilihan seperti gambar disamping
Karena fungsi autorun tersebutnya yang dimanfaatkan oleh virus untuk menyebar ke komputer kita, disini saya akan berikan trik untuk mematikan fungsi autorun tersebut di windows.
langkah - langkah yang kita lakukan sebagai berikut :

* Klik Start - Run.
* Pada kotak Run ketik "gpedit.msc" (tanpa tanda kutip)
* Langkah selanjutnya adalah klik tanda "+" Administrative Templates pada Computer Configuration
* Klik System , kemudian klik kanan Turn Off Autoplay dan pilih Properties, kemudian checklist Enable dan pilih All Drives
* Kemudian klik tanda "+" Administrative Templates pada User Configuration
* Klik System , kemudian klik kanan Turn Off Autoplay dan pilih Properties, kemudian checklist Enable dan pilih All Drives
READ MORE - Mematika auto run

Mikrotik

MikroTik RouterOS™ adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot.

Untuk instalasi Mikrotik tidak dibutuhkan piranti lunak tambahan atau komponen tambahan lain. Mikrotik didesain untuk mudah digunakan dan sangat baik digunakan untuk keperluan administrasi jaringan komputer seperti merancang dan membangun sebuah sistem jaringan komputer skala kecil hingga yang kompleks sekalipun.

Mikrotik dibuat oleh MikroTikls sebuah perusahaan di kota Riga, Latvia. Latvia adalah sebuah negara yang merupakan “pecahan” dari negara Uni Soviet dulunya atau Rusia sekarang ini. Dengan nama merek dagang Mikrotik mulai didirikan tahun 1995 yang pada awalnya ditujuka untuk perusahaan jasa layanan Internet (PJI) atau Internet Service Provider (ISP) yang melayani pelanggannya menggunakan teknologi nirkabel atau wireless. Saat ini MikroTikls memberikan layanan kepada banyak ISP nirkabel untuk layanan akses Internet dibanyak negara di dunia dan juga sangat populer di Indonesia.

Mikrotik pada standar perangkat keras berbasiskan Personal Computer (PC) dikenal dengan kestabilan, kualitas kontrol dan fleksibilitas untuk berbagai jenis paket data dan penanganan proses rute atau lebih dikenal dengan istilah routing. Mikrotik yang dibuat sebagai router berbasiskan PC banyak bermanfaat untuk sebuah ISP yang ingin menjalankan beberapa aplikasi mulai dari hal yang paling ringan hingga tingkat lanjut. Contoh aplikasi yang dapat diterapkan dengan adanya Mikrotik selain routing adalah aplikasi kapasitas akses (bandwidth) manajemen, firewall, wireless access point (WiFi), backhaul link, sistem hotspot, Virtual Private Netword (VPN) server dan masih banyak lainnya.

Mikrotik bukanlah perangkat lunak yang gratis jika kamu ingin memanfaatkannya secara penuh, dibutuhkan lisensi dari MikroTikls untuk dapat menggunakanya alias berbayar. Mikrotik dikenal dengan istilah Level pada lisensinya. Tersedia mulai dari Level 0 kemudian 1, 3 hingga 6, untuk Level 1 adalah versi Demo Mikrotik dapat digunakan secara gratis dengan fungsi-fungsi yang sangat terbatas. Tentunya setiap level memilki kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan harganya, Level 6 adalah level tertinggi dengan fungsi yang paling lengkap. Secara singkat dapat digambarkan jelaskan sebagai berikut:

* Level 0 (gratis); tidak membutuhkan lisensi untuk menggunakannya dan penggunaan fitur hanya dibatasi selama 24 jam setelah instalasi dilakukan.
* Level 1 (demo); pada level ini kamu dapat menggunakannya sbg fungsi routing standar saja dengan 1 pengaturan serta tidak memiliki limitasi waktu untuk menggunakannya.
* Level 3; sudah mencakup level 1 ditambah dengan kemampuan untuk menajemen segala perangkat keras yang berbasiskan Kartu Jaringan atau Ethernet dan pengelolan perangkat wireless tipe klien.
* Level 4; sudah mencakup level 1 dan 3 ditambah dengan kemampuan untuk mengelola perangkat wireless tipe akses poin.
* Level 5; mencakup level 1, 3 dan 4 ditambah dengan kemampuan mengelola jumlah pengguna hotspot yang lebih banyak.
* Level 6; mencakup semua level dan tidak memiliki limitasi apapun.

Untuk Proses installnya akan saya bahas pada tulisan berikutnya.
READ MORE - Mikrotik

Sabtu, 29 Mei 2010

Emotion Komentar

BUAT ESMOSI KOMENTAR
1. Login ke Blogger pilih menu Layout/Tata Letak
2. Pada tab klik menu Edit HTML kemudian centang kotak Expand Template Widget
3. Letakkan kode di bawah ini sebelum kode .

Untuk Yahoo Smiley:


READ MORE - Emotion Komentar

Navigasi di Blogger

BUAT NAVIGASI PADA BLOGGER

Silahkan login dahulu di blogger kemudian masuk ke menu page element. Setelah itu, klik add new page element dan pilih html/javascript. Langkah selanjutnya, silahkan copy paste kode berikut di form page element yang baru anda tambahkan dan ga usah di kasih judul.








READ MORE - Navigasi di Blogger

Tukar Link Otomatis

1. Buka website ini http://www.plugme.net/
2. Klik pada CLICK HERE TO GET YOUR FREE PLUGBOARD!
3. Isi semua kolom pertanyaan, kemudian klik Daftar
4. Login sesuai dengan data yang Anda kirim melalui email
5. Setelah login silakan klik pada Kode HTML
6. Copy Kode HTML atau Kode Alternatif. Saya sarankan pilih copy HTML Code
7. Login ke blog anda
8. Pilih Layout,
9. Klik tab Elemen Halaman, lalu klik Tambah Gadget
10. Pilih bagian HTML / JavaScript
11. Klik save/ simpan
READ MORE - Tukar Link Otomatis

Membuka Foto pribadi di Facebook

cara melihat foto yang tersembunyi di Facebook

* Pertama loggin dulu di Fb.
* Kemudian, Tentukan Target yang anda ingin Lihat Fotonya!
* catat username target,jangan Copas Username'a

Truss

* Klik Link di bawah ini


http://apps.facebook.com/josh_owns/index.php?_fb_q=1


* Setelah itu akan ada aplikasi dari Facebook, Klik izinkan , setujui segala ketentuan yang ada.
* Masukkan username yang anda Targetkan tadi dan klik get photo.
* akan ada beberapa pilihan photo,n klick yang dikehendaki.
* selamat. . Dan anda Telah Menjadi Hacker Karna anda bisa melihat Foto Privacy orang tanpa hars nge-add!!
READ MORE - Membuka Foto pribadi di Facebook

Kamis, 27 Mei 2010

Mengurangi Proses RAM

Mengurangin beban RAM agar mengurangin proses CPU dan menambah kecepatan proses
ikuti langkah berikut.
1. Klik “Start”, lalu ketikkan “regedit” untuk membuka jendela Windows Registry Editor.
2. Carilah alamat registry “HKEY_LOCAL_MACHINE\Software\Microsoft\Windows\CurrentVersion\Explorer”.
3. Di alamat tersebut, buat satu string value baru bernama “AlwaysUnloadDll”.
4. Berikan nilai 1 pada String value ini. Jika suatu saat Anda ingin menonaktifkannya, cukup ganti nilainya dengan 0.
5. Tutup jendela Registry Editor dan reboot komputer.
READ MORE - Mengurangi Proses RAM

Kamis, 20 Mei 2010

takut jadi kekuatan

Ubah Rasa Takut Gagal Jadi Kekuatan


Share
Kata orang, kegagalan adalah sukses yang tertunda. Bagaimana supaya siap menerima kegagalan tanpa jadi patah arang?

Kalau sering membaca biografi tokoh terkenal, Anda pasti tahu bahwa kehidupan tokoh-tokoh besar dunia tida seindah cerita dongeng. Sebelum mencapai sukses, terlebih dulu ada rangkaian kegagalan pahit yang mereka alami.

Namun, sering kali untuk mencapai kesuksesan, kita lebih sering berkutat dengan pikiran negatif alias takut gagal. Lantas, bagaimana cara terbaik menyingkirkan rasa takut gagal? Seperti juga stres, rasa takut gagal sebenarnya bisa dilihat sebagai potensi yang malah menolong kita menyelesaikan tugas dengan sebaik mungkin. ”Dalam taraf baik, rasa cemas justru bisa memotivasi diri kita untuk menganalisis faktor-faktor penghalang dan menyusun strategi untuk mengatasinya,” ujar Tuti.

Langkah-langkah berikut bisa membantu Anda mengendalikan kecemasan dan justru menyulapnya menjadi kekuatan.

Bersikap Realistis
Tuntutan untuk selalu memberikan hasil sempurna biasanya menyebabkan Anda ragu-ragu bertindak. Bersikap realistis lebih baik ketimbang Anda selalu berusaha tampil sempurna.

Dahulukan Rasio
Buat daftar hal-hal yang mencemaskan Anda. Setelah itu, luangkan waktu untuk menyusun rencana antisipasi sehingga Anda dapat mencoret poin di dalam daftar satu demi satu. Jika daftar sudah habis dicoret, tetapi rasa takut masih menetap, sadarilah bahwa ketakutan ini timbul karena alasan yang tidak masuk akal.

Jangan Bergantung pada Pujian
Dukungan dan pujian dari orang lain memang bisa menjadi suntikan motivasi yang ampuh. Namun, berhati-hatilah supaya Anda tidak malah menjadi bergantung pada pengakuan orang lain. Sebagai gantinya, berilah hadiah kepada diri sendiri setiap kali berhasil mencapai target.

Anggap Pengalaman Buruk sebagai Latihan
Setiap orang memiliki tingkat ketahanan tertentu dalam menghadapi cobaan. Kian sering didera pengalaman buruk, makin tahan pula ia menghadapi tekanan berikutnya. Tak perlu patah hati ketika gagal, karena itu malah menjadikan Anda semakin tangguh kala diserang masalah.

Jangan Mencampuradukkan Kegagalan
Kegagalan dalam suatu hal bukan berarti secara otomatis Anda juga akan gagal dalam bidang lain. Ingat, kegagalan bukan penyakit menular.

sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/03/ubah-rasa-takut-gagal-jadi-kekuatan.html#ixzz0oTGwrN80
READ MORE - takut jadi kekuatan

don't give up

Bukan perjuangan jika tidak ada pengorbanan. Setiap pengorbanan pasti berkonotasi sakit, pedih, perih, pahit, duka, terhina atau berkurangnya sesuatu yang kita miliki. Semakin banyak pengorbanan itu semakin banyak rasa sakit yang kita alami, tapi semakin cepatlah kita sukses.

Apa saja yang kita korbankan? yang pasti waktu, tenaga, pikiran, dan materi bahkan kebebasan. Sayang sekali memang, tapi itulah hidup. Untuk memperoleh kesenangan mesti melalui jalan berliku dulu.

Seperti seorang anak yang berharap bisa berlari. Tahap perjuangannya cukup panjang dan melelahkan. Mulai dari belajar merangkak, duduk, belajar berdiri, melangkah, berjalan, hingga akhirnya bisa berlari. Berapa kali dia jatuh, tentu tak terhitung. Seberapa besar rasa sakit yang dialami, tentu banyak

Atau seperti menanam pohon mangga, untuk sampai tahap pembuahan bukan waktu yang singkat. Dimulai menanam dengan bibit unggul, merawat setiap saat, menyiramnya tanpa henti, memberi pupuk, dan lain sebagainya. Hingga tiba saatnya pohon itu, kita memetiknya sepanjang tahun tanpa harus menyiramnya lagi kerena pohon itu sudah bisa cari makan sendiri (fasif income).

Apakah setiap perjuangan dan pengorbanan pasti menghasilkan? belum tentu. Bisa jadi Anda semakin terpuruk, miskin dan semakin sakit. Kenapa? Jika perjuangan yang Anda lakukan tidak tuntas; Anda berhenti di tengah jalan. Dan inilah yang dilakukan banyak orang. Ironisnya, hanya beberapa langkah lagi sukses. dia berhenti karena berpikir tak mungkin berhasil.

Tak sedikit pula yang akhirnya menemukan kesuksesan setalah sekian lama banting tulang. Manis sekali, indah dan penuh tawa. Mereka yang tidak berhenti berjuang. Terus berlari hingga menemukan finish. Ketika sukses, rasa sakit itu tiba-tiba hilang, berubah menjadi mimpi yang begitu indah.

Pengorbana hanyalah sementara. Sakit dalam perjuangqan hanyalah sebentar. Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya. Karena itu, jangan pernah menyerah.

sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/03/jangan-pernah-menyerah-sakit-dalam.html#ixzz0oTGRMmwt
READ MORE - don't give up

kata-kata cinta

Entah suka datang menghiasi hari
Atau duka yang menghampiri
Cinta adalah berbagi
Karena sungguh ....
Meski disemayamkan dalam dua raga
Sepasang kekasih hanya punya satu hati

===o0o===


Berbagi…
Itulah inti cinta sejati
Ombak suka dan duka
Selalu tersaji nikmat
Bila dirasakan oleh dua hati…

===o0o===


Jangan pernah hadirkan cinta dengan paksa
Karena ia laksana benih tanaman
Hanya akan tumbuh pada tanah pilihan
Maka taburkanlah benih cinta di ladang kesucian jiwa
Lalu siramlah dengan air kasih sayang
Agar tumbuh dan mekar ceria

===o0o===


Cinta…
Nama lain dari keteguhan hati
Tuk selalu letakkan hati kekasih diatas
Demi sebuah pelayaran yang diretas
Menuju pulau kebahagiaan

===o0o===


Suara merdu, untuk didengarkan
Panorama elok, untuk dilihatkan
Sedang cinta sejati, untuk dirasakan
Oleh hati yang murni
Bersih dari nafsu dan berahi

===o0o===


Cinta, karya indah Sang Pencipta
Dimulakan di surga…
Dirasukkan dalam jiwa Adam dan Hawa
Lalu dianak-pinakkan ke setiap jiwa
Dengan kadar yang berbeda…

===o0o===


Beberapa hal sukar dijelaskan dengan kata-kata
Cinta salah satunya
Hanya nurani tulus
Mampu hasilkan lukisan bagus
Tentangnya…

===o0o===


Cinta tak lain sebuah prasasti
Yang terbangun di pinggir pantai prahara
Satu hal yang membuatnya kokoh berdiri
Ialah keteguhan hati tuk selalu setia

===o0o===


Cinta begitu indah hiasi taman hati
Seperti tulip, mawar dan melati
Perindah kebun dengan irama harmoni
Harmoni sukacita, gembira dan bahagia
Yang mengunjungi nurani silih berganti

===o0o===


Takkan pernah meyakinkan
Cinta diungkapkan dengan lisan
Sebab cinta adalah bunga-bunga perasaan
Hanya sikap yang berhak menjelaskan

===o0o===


Kelembutan cinta
Usap jiwa pecinta dari setiap peluh
Seka tetes-tetes kesedihan yang melahirkan keluh
Lalu membawanya ke tempat teduh
Jauh dari bising prahara dan nestapa

===o0o===


Cinta bukanlah benda, yang terlihat
Namun irama perasaan yang mengalun memikat
Tersimpan rapi di ruang hati
Hanya kekasih sejati yang mengetahui

===o0o===

sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/03/kumpulan-kata-kata-mutiara-tentang.html#ixzz0oTD7MLBS
READ MORE - kata-kata cinta

Tips n Trik Cinta

Tips Agar Cepat Rujuk Dengan Cewekmu


Share


Bagaimana Rujuk Dengan Si Dia
Setelah putus cinta, pacar Anda mungkin memiliki 2 hal dalam pikiran:

1. Dia lega bahwa ia mengakhiri hubungan dan sekarang ia ingin untuk melanjutkan hidupnya, atau:

2. Dia tahu apa kesalahan besar yang telah dilakukannya dan mungkin ingin kembali kepada Anda.
Tidak peduli apa yang mungkin dipikirkan mantan pacar Anda berikut adalah beberapa tips mengenai bagaimana Anda dapat membawanya kembali, jika Anda benar-benar ingin:

1 – Hindari terlalu butuh atau menempel karena ini mungkin terlihat tidak menarik. Jangan bertindak putus asa, berpendirian teguh pada diri sendiri dan bertindak seperti laki-laki. Dia akan menghargai Anda lebih banyak untuk ini.

2 – Minimalkan komunikasi. Ingatlah bahwa semakin Anda menelepon atau mengirim sms setelah putus cinta, semakin besar kesempatan bahwa Anda berdua akan berakhir dalam sebuah perdebatan. Beri cukup ruang dan waktu untuk berpikir. Anda berdua mungkin perlu istirahat dan Anda harus mengambil kesempatan ini.

3 – Jangan membuatnya takut. Hindari mengatakan sesuatu seperti “Jika Anda tidak menjawab telepon saya, Anda tidak akan melihat saya lagi,” ini hanya akan membuat mantan Anda berpikir bahwa Anda benar-benar egois dan Anda tidak mempertimbangkan sentimen nya. Dia juga mungkin berpikir bahwa Anda tidak tertarik dalam menyelamatkan hubungan sehingga akan lebih sulit bagi Anda untuk membawanya kembali.

Ingatlah bahwa perempuan, sebagian besar waktu, benar-benar emosional. Jadi, Anda perlu memiliki banyak kesabaran dan pengertian terutama ketika putus. Selalu memberi mereka semua waktu yang mereka butuhkan untuk berpikir dan Anda harus menilai segala sesuatu sendiri juga sehingga ketika Anda akhirnya membawanya kembali, Anda tahu persis apa yang harus dilakukan jika situasi seperti itu timbul lagi.

Anda mungkin bertanya pada diri sendiri, bisakah saya membuatnya kembali setelah putus ? Jawabannya adalah YA. Ada sekitar 90% hubungan yang putus berhasil rujuk kembali.

sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/04/tips-agar-cepat-rujuk-dengan-pasangan.html#ixzz0oTCUFFYy
READ MORE - Tips n Trik Cinta

Daftar adsense

INGAT SEBELUM DAFTAR ADSENSE harus baca dulu persiapan daftar adsense kalo tidak yang anda lakukan hanyalah kesia-sian belaka dan Cuma berharap-harap nunggu email dari google adsense tapi isinya Cuma ucapan terimakasih.. setelah baca persiapannya, silahkan anda cermati petunjuk pendaftaran adsense ini…

1. Untuk mendaftar adsense anda bisa klik hasil pencarian Google search engine saat mencari dengan kata kunci “adsense” biasanya di atas sendiri…

2. Setelah berada pada situs Google adsense, silahkan klik tombol dropdown yang berada pada sebelah atas dan pilihlah bahasa indonesia agar lebih di mengerti oleh kita.

3. Klik tombol Daftar sekarang

4. Ada beberapa form yang harus di isi :

o URL Situs Web[?] –> isi dengan alamat URL anda. Contoh : http://bejo.blogspot.com

o Bahasa pada website –> klik menu dropdownnya, lalu pilih bahasa utama dari blog anda, bahasa inggris atau bahasa indonesia

o Jenis Account: [?] –> pilih yang individual

o Negara atau wilayah: –> pilih indonesia (sesuaikan dengan tempat tinggal sobat)

o Nama penerima pembayaran –> isi dengan nama lengkap anda ini sangatlah penting, jangan di singkat. contoh : bejo subejo mangkunegoro jangan di singkat jadi bejoSM

o Alamat: –> isi dengan alamat lengkap anda , penting karena duit cheque akan dikirim kesini Lihat contoh….GAMBARE

o Kota: –> isi dengan nama kota dimana anda tinggal. contoh : ujungpandang

o Negara bagian: –> tidak perlu, ini khusus untuk amerika

o Kode pos: [?] –> isi dengan kode pos WAJIB

o Telepon: –> isi dengan nomor telepon sobat

o Dibawah tulisan kebijakan, silahkan anda centang semua kotak kecil yang berisi perjanjian bahwa anda menyetujuinya

o Klik tombol Submit Informasi



5. Selesai.

6. Google akan mengirimkan Email dalam 3 jam atau bisa sampai satu minggu tergantung dari moddnya…jadi SABAR…selama alamat emailnya benar pasti akan dapat email…dan selanjutnya tinggal setting adsense kita
READ MORE - Daftar adsense

51 cara Tingkatkan trafic

1..Menulis dan submit artikel dan masukkan pada direktori artikel.
2.Tinggalkan komentar pada blog lain dengan backlink ke halaman web kita.
3.Jawab pertanyaan pada www.answers.yahoo.com
4.Buat post pada forum dan pastikan ada LINK ke halaman web kita.
5.Buat “press release”dan submit di www.PRWeb.com.
6.Iklankan halaman web kita ke dalam kategori yang benar pada www.CraigsList.com
7.Buatlah testimonial produk atau pengumuman yang boleh digunakan sebagai pertukaran backlink ke laman web kita.
8.Awali blog dan submit kepada 100 direktori gratis, misalnya Blogonsite.com
9.Kita juga boleh submit kepada halaman web mesin pencarian utama atau search engine secara manual.
10.Optimisasi tiap tampilan pada setiap halaman web kita dengan kata kunci atau frasa tertentu
11.Letakkan LINK pada tandatangan email ke arah halaman web kita.
12.Jadikan “404 error page” yang mengarah ke halaman web kita.
13.Gunakan mesin pencari PPC untuk pengiklanan.
14.Letakkan bookmark halaman web ini ke halaman web kita.
15.Adakah “tell-a-friend form” pada halaman web kita.
16.KIRIM artikel kepada ezine ,pastikan ada pautan ke laman web kita.
17.Buat tulisan konten yang “crazy” dan sebarkan secara viral.
18.Berikan sesuatu yang gratis (ebook,report,e-course) supaya pengunjungt akan kembali ke halaman web kita.
19.HALaman web kita mesti ada RSS.
20.Submit halaman web kita kepada banyak direktori niche yang ada di internet.
21.Ambil bagian dalam program pertukaran banner atau link.
22.Ciptakan satu perisian dan berikan secara percuma kepada pelawat laman web kita.
23.Beli juga nama domain kita yang salah eja
24.Sebarkan KARTU NAMA kita bersama dengan nama domain yang berkaitan dengan niche kita.
25.Giatkan program affiliate kita dan jadikan affiliate kita menambah trafik
26.Mulakan muka surat untuk social bookmarking seperti www.MySpace.com
27.Submit video viral kepada www.YouTube.com
28.Adakah survey dan paparkan hasilnya pada halaman web kita.
29.Dapatkan teman joint venture yang boleh mendatangkan trafik ke laman web kita.
30.Kita membuat newsletter atau ezine sendiri.
31.Gunakan autoresponder atau email untuk memastikan pengunjung datang ke halaman web kita.
32.Kita boleh membeli iklan halaman web lain yang pageranknya tinggi.
33.Kirim free copy produk kita ke laman web lain sebagai pertukaran review produk.
34.Jual atau letakkan classified ads pada www.eBay.com dengan LINK ke halaman web kita.
35.Post free ads kepada laman web lain dengan pautan ke laman web kita.
36.Buat pertukaran LINK reciprocal dengan laman web lain.
37.Sering promosi kita melalui seminar
38.Daftra dan langganan iklan pada ezine atau newsletter yang popular.
39.Iklankan pada halamna depan perhargaan produk lain
40.Hasilkan ebook gratis dan taruh pada bagian atau halaman web free ebook
41.Beli dan gunakan domain yang gampang diingati.
42.Buatkan sesuatu yang agak controversi
43.Hasilkan profil pada Amazon dan submit review bagi buku dan produk yang anda baca.
44.Mulakan lens pada www.Squido.com
45.Gunakan pertukaran trafik
46.Pastikan borang referral adalah sama.
47.Hasilkan produk yang mempunyai resell right dan masukkan pautan kita
48.Email pada semua pengunjung yang ada daftar email anda.

49. Daftar ke DMOZ.org

50. Bersikap rendah hati (HUMBLE) dan selalu membalas kunjungan
51. Merubah isi homepage di rental2 terdekat
READ MORE - 51 cara Tingkatkan trafic

cara pasang shoutmix

cara memasang shoutmix chat di blog

Shoutmix chat merupakan tempat chat yang di pasang di blog atau web. Berfungsi untuk menulis komentar, sapaan, bertukar link kepada para blogger yang lainnya, atau saran kepada pemilik blog atau web. Inputan yang dimasukkan ke shoutmix chat berupa name ; website (alamat blog kamu) ; message oleh pengunjung.

Bagi para sobat yang baru pemula untuk ngeblog mungkin masih bingung bagaimana caranya memasang shoutmix chat pada blognya. Bagi sobat yang berminat untuk memasang shoutmix pada blog berikut sedikit petunjuk buat anda :

1. Kunjungi halaman http://www.shoutmix.com/main/

2. Untuk mendapatkan code sriptnya, kita harus registrasi dahulu. Klik 'create your shoutbox now'. Maka akan muncul halaman seperti dibawah ini. Masukkan ID anda, Password, Name, dan email anda. Jangan lupa di check list 'i have ready and agree ....'. Kemudian klik continue.

3. Setelah klik continue, maka akan muncul halaman berikut ini. Pilihlah shoutbox style sesuai keinginan anda. Setelah anda pilih, klik continue.

4. Step berikutnya akan muncul halaman seperti berikut. Klik 'get to my control panel now'


5. Akan muncul halaman seperti di bawah ini. Untuk mendapatkan kode scriptnya, klik get code pada kolom quick start, pilihlah get code.

6. Pada step terakhir ini akan muncul halaman seperti di bawah ini. Setting width dan height sesuai dengan ukuran blog anda. Copy code nya di kotak 'generated codes', lalu pastekan pada elemen javasript/html pada blog anda (tentunya anda harus login pada blog anda).

Simpan script yang telah anda pastekan ke elemen html nya. Lihat blog anda. Semoga berhasil.
READ MORE - cara pasang shoutmix

Rabu, 19 Mei 2010

Rancangan Sistem Pembelajaran

Rancangan Sistem Pembelajaran
Rancangan system pembelajaran merupakan prosedur terorganisir yang mencakup langkah-langkah mengnalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Langkah-langkah ini, dalam setiap poses memiliki dasar yang terpisah dalam teori maupun praktek seperti halnya pada proses ISD (Instructional system design) secara keseluruhan. Dalam pengutaraannya yang lebih sederhana adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis adalah mengidentifikasi apa yang dipelajari
2. Merancang adalah menspesifikasi proses dan produk
3. Mengembangkan adalah memandu & menghasilkan materi pembelajaran
4. Melaksanakan adalah menggunakan materi & strategi dalam konteks
5. Menilai adalah menentukan kesesuaian pembelajaran
Pada umumnya ISD bersifat linier & memuat prosedur iteratif yang menghendaki kejelian dan konsistensi. Ciri khas rancangannya bahwa semua langkah dilengkapi untuk dapat berfungsi pada setiap komponen sebagai pengontrol & penyeimbang sama lain.
2.1.2 Rancangan Pesan
Rancangan pesan melibatkan perencanaan untuk mengatur bentuk fisik pesan itu. Rancangan pesan mencakup spesifikasi bentuk fisik untuk berkomunikasi antara pengirim & penerima pesan. Seoarang tokoh yaitu Fleming dan Levie membatasi pesan ke dalam pola sinyal atau simbol yang memodifikasi perilaku kognitif, afektif, psikomotor. Rancangan pesan lebih banyak berhubungan dengan audiovisual, urutan penyajian, halaman, dan layar. Karakteristik lain rancangan pesan ialah bahwa rancangan haruslah bersifat spesifisik baik dalam medianya maupun dalam tugas belajarnya. Hal ini berarti bahwa prinsip-prinsip rancangan pesan akan berbeda, tergantung pada apakah medianya bersifat statis, dinamis atau panduan keduanya (misalnya foto, film, atau grafis pada computer), dan apakah tugasnya melibatkan pembentukan konsep atau sikap, ketrampialn atau pengembang stategi belajar dan upaya mengingat.
2.1.3 Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi dan mengurutkan peristiwa & kegiatan dalam sebuah pembelajaran. Penelitian mengenai strategi pembelajaran memberikan kontribusi pada pengetahuan tentang komponen-komponen pembelajaran. Seorang perancang menggunakan teori/strategi pembelajaran segagai prinsip pembelajaran. Secara khas, srategi pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar(learning situation). Situasi belajar ini sering dideskripsikan sebagai model pembelajaran. Model pembelajaran dan strategi pembelajaran perlu melaksanakan model yang berbeda bergantung pada situasi yang dikehendaki. Teori strategis pembelajaran mencakup situasi belajar, seperti belajar situasional atau belajar induktif dan komponen-komponen proses mengajar dan belajar, seperti motivasi dan elaborasi.
2.1.4 Karakteristik Pembelajar
Karakteristik adalah bagian-bagian pengamalan pebelajar yang berpengaruh pada efektivitas proses pebelajar yang bertujuan untuk mendeskripsikan bagian pribadi pebelajar untuk keperluan rancangan penelitian. Kawasan karakteristik pebelajar menggunakan penelitian motivasi untuk mengidentifikasi variabel. Oleh karena itu karakteristik pebelajar berpengaruh pada komponen pembelajaran yang dikaji melalui strategi pembelajaran. Karakteristik itu berinteraksi tidak saja dengan strategi tetapi juga dengan situasi atau konteks dan isinya.
Kecenderungan & Isu Rancangan. Kecenderungan & Isu Rancangan mengelompok di seputar pemanfaatan model-model rancangan sistem pembelajaran (ISD) tradisional, aplikasi teori belajar, pengaruh teknologi baru pada proses racangan. Salah satu yang penting ialah perlunya teori yang menghubungkan klasifikasi belajar & pemilihan media. Kecenderungan ini merupakan reaksi pada isu-isu rancangan dan mempengaruhi landasan rancangan pembelajaran.
Terlepas dari orientasi filosofis maupun teoritis seseorang, semua perancang pembelajaran dipengaruhi oleh teknilogi yang berkembang pesat dan memberikan arah baru untuk penyampaian pembelajaran (instructional delivery), maupun sebagai sarana mengotomatiskan langkah-langkah dalam proses perancangan itu sendiri, sebagai alternative penyebaran.
Ranah rancangan pembelajaran adalah suatu kompleks yang mengatur proses penspesifikasian kondisi belajar. Yang mempunyai tujuan untuk menciptakan strategi dan produk.

Kawasan Teknologi Pembelajaran
Definisi 1994, dirumuskan berlandaskan lima bidang garapan dari Teknologi Pembelajaran, yaitu : Desain, Pengembangan, Pemanfaatan, Pengelolaan dan Penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan (domain) dari bidang Teknologi Pembelajaran. Di bawah ini akan diuraikan kelima kawasan tersebut, dengan sub kategori dan konsep yang terkait :
1. Kawasan Desain
Yang dimaksud dengan desain disini adalah proses untuk menentukan kondisi belajar dengan tujuan untuk menciptakan strategi dan produk. Kawasan desain bermula dari gerakan psikologi pembelajaran, terutama diilhami dari pemikiran B.F. Skinner (1954) tentang teori pembelajaran berprogram (programmed instructions). Selanjutnya, pada tahun 1969 dari pemikiran Herbert Simon yang membahas tentang preskriptif tentang desain turut memicu kajian tentang desain. Pendirian pusat-pusat desain bahan pembelajaran dan terprogram, seperti “Learning Resource and Development Center” pada tahun 1960 semakin memperkuat kajian tentang desain. Dalam kurun waktu tahun 1960-an dan 1970-an, Robert Glaser, selaku Direktur dari Learning Resource and Development Center tersebut menulis dan berbicara tentang desain pembelajaran sebagai inti dari Teknologi Pendidikan.
Aplikasi teori sistem dalam pembelajaran melengkapi dasar psikologi pembelajaran tersebut. Melalui James Finn dan Leonard Silvern, pendekatan sistem pembelajaran secara bertahap mulai berkembang menjadi suatu metodologi dan mulai memasukkan gagasan dari psikologi pembelajaran.
Perhatian terhadap desain pesan pun berkembang selama akhir 1960-an dan pada awal 1970-an. Kolaborasi Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi semakin hidup.
Kawasan Desain paling tidak meliputi empat cakupan utama dari teori dan praktek, yaitu : (1) Desain Sistem Pembelajaran; (2) Desain Pesan; (3) Strategi Pembelajaran; (4) Karakteristik Pembelajar.
Desain Sistem Pembelajaran; yaitu prosedur yang terorganisasi, meliputi : langkah-langkah : (a) penganalisaan (proses perumusan apa yang akan dipelajari); (b) perancangan (proses penjabaran bagaimana cara mempelajarinya); (c) pengembangan (proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pelajaran); (d) pelaksanaan/aplikasi (pemanfaatan bahan dan strategi) dan (e) penilaian (proses penentuan ketepatan pembelajaran).
Desain Sistem Pembelajaran biasanya merupakan prosedur linier dan interaktif yang menuntut kecermatan dan kemantapan. Agar dapat berfungsi sebagai alat untuk saling mengontrol, semua langkah –langkah tersebut harus tuntas. Dalam Desain Sistem Pembelajaran, proses sama pentingnya dengan produk, sebab kepercayaan atas produk berlandaskan pada proses.
Desain Pesan; yaitu perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan agar terjadi komunikasi antara pengirim dan penerima, dengan memperhatikan prinsip-prinsip perhatian, persepsi,dan daya tangkap. Fleming dan Levie membatasi pesan pada pola-pola isyarat, atau simbol yang dapat memodifikasi perilaku kognitif, afektif dan psikomotor. Desain pesan berkaitan dengan hal-hal mikro, seperti : bahan visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah. Desain harus bersifat spesifik, baik tentang media maupun tugas belajarnya. Hal ini mengandung makna bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda, bergantung pada jenis medianya, apakah bersifat statis, dinamis atau kombinasi keduanya (misalnya, suatu potret, film, atau grafik komputer). Juga apakah tugas belajarnya tentang pembentukan konsep, pengembangan sikap, pengembangan keterampilan, strategi belajar atau hafalan.
Strategi Pembelajaran; yaitu spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa belajar atau kegiatan belajar dalam suatu pelajaran. Teori tentang strategi pembelajaran meliputi situasi belajar dan komponen belajar/mengajar. Seorang desainer menggunakan teori atau komponen strategi pembelajaran sebagai prinsip teknologi pembelajaran. Dalam mengaplikasikan suatu strategi pembelajaran bergantung pada situasi belajar, sifat materi dan jenis belajar yang dikehendaki.
Karakteristik Pembelajar, yaitu segi-segi latar belakang pengalaman pembelajar yang mempengaruhi terhadap efektivitas proses belajarnya. Karaketeristik pembelajar mencakup keadaan sosio-psiko-fisik pembelajar. Secara psikologis, yang perlu mendapat perhatian dari karakteristik pembelajar yaitu berkaitan dengan dengan kemampuannya (ability), baik yang bersifat potensial maupun kecakapan nyata — dan kepribadiannya, seperti, sikap, emosi, motivasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.
2. Kawasan Pengembangan
Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik, di dalamnya meliputi : (1) teknologi cetak; (2) teknologi audio-visual; (3) teknologi berbasis komputer; dan (4) teknologi terpadu.
Kawasan pengembangan berakar pada produksi media. Melalui proses yang bertahun-tahun perubahan dalam kemampuan media ini berakibat pada perubahan kawasan. Walaupun perkembangan buku teks dan alat bantu pembelajaran yang lain (teknologi cetak) mendahului film, namun pemunculan film merupakan tonggak sejarah dari gerakan audio-visual ke era Teknologi Pembelajaran sekarang ini. Pada 1930-an film mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran (teknologi audio-visual). Selama Perang Dunia II, banyak jenis bahan yang diproduksi terutama film untuk pelatihan militer. Setelah perang, televisi sebagai media baru digunakan untuk kepentingan pendidikan (teknologi audio-visual). Selama akhir tahun 1950- an dan awal tahun 1960-an bahan pembelajaran berprograma mulai digunakan untuk pembelajaran. Sekitar tahun 1970-an komputer mulai digunakan untuk pembelajaran, dan permainan simulasi menjadi mode di sekolah. Selama tahun 1098-an teori dan praktek di bidang pembelajaran yang berlandaskan komputer berkembang seperti jamur dan sekitar tahun 1990-an multimedia terpadu yang berlandaskan komputer merupakan dari kawasan ini.
Di dalam kawasan pengembangan terdapat keterkaitan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mendorong terhadap desain pesan maupun strategi pembelajarannya . Pada dasarnya kawasan pengembangan terjadi karena : (1) pesan yang didorong oleh isi; (2) strategi pembelajaran yang didorong oleh teori; dan (3) mManifestasi fisik dari teknologi – perangkat keras, perangkat lunak, dan bahan pembelajaran
Teknologi Cetak; adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti : buku-buku, bahan-bahan visual yang statis, terutama melalui pencetakan mekanis atau photografis. Teknologi ini menjadi dasar untuk pengembangan dan pemanfaatan dari kebanyakan bahan pembelajaran lain. Hasil teknologi ini berupa cetakan. Teks dalam penampilan komputer adalah suatu contoh penggunaan teknologi komputer untuk produksi. Apabila teks tersebut dicetak dalam bentuk “cetakan” guna keperluan pembelajaran merupakan contoh penyampaian dalam bentuk teknologi cetak.
Dua komponen teknologi ini adalah bahan teks verbal dan visual. Pengembangan kedua jenis bahan pembelajaran tersebut sangat bergantung pada teori persepsi visual, teori membaca, pengolahan informasi oleh manusia dan teori belajar.
Secara khusus, teknologi cetak/visual mempunyai karakteristik sebagai berikut : (1) teks dibaca secara linier, sedangkan visual direkam menurut ruang; (2) keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah yang pasif; (3) keduanya berbentuk visual yang statis; (4) pengembangannya sangat bergantung kepada prinsip-prinsip linguistik dan persepsi visual; (5) keduanya berpusat pada pembelajar; dan (6) informasi dapat diorganisasikan dan distrukturkan kembali oleh pemakai.
Teknologi Audio-Visual; merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pembelajaran audio-visual dapat dikenal dengan mudah karena menggunakan perangkat keras di dalam proses pengajaran. Peralatan audio-visual memungkinkan pemroyeksian gambar hidup, pemutaran kembali suara, dan penayangan visual yang beukuran besar. Pembelajaran audio-visual didefinisikan sebagai produksi dan pemanfaatan bahan yang berkaitan dengan pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran yang secara eksklusif tidak selalu harus bergantung kepada pemahaman kata-kata dan simbol-simbol sejenis.
Secara khusus, teknologi audio-visual cenderung mempunyai karakteristik sebagai berikut : (1) bersifat linier; (2) menampilkan visual yang dinamis; (3) secara khas digunakan menurut cara yang sebelumnya telah ditentukan oleh desainer/pengembang; (3) cenderung merupakan bentuk representasi fisik dari gagasan yang riil dan abstrak: (4) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi tingkah laku dan kognitif; (5) sering berpusat pada guru, kurang memperhatikan interaktivitas belajar si pembelajar.
Teknologi Berbasis Komputer; merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroprosesor. Pada dasarnya, teknologi berbasis komputer menampilkan informasi kepada pembelajar melalui tayangan di layar monitor. Berbagai aplikasi komputer biasanya disebut “computer-based intruction (CBI)”, “computer assisted instruction (CAI”), atau “computer-managed instruction (CMI)”.
Aplikasi-aplikasi ini hampir seluruhnya dikembangkan berdasarkan teori perilaku dan pembelajaran terprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berlandaskan pada teori kognitif. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat bersifat : (1) tutorial, pembelajaran utama diberikan, (2) latihan dan pengulangan untuk membantu pembelajar mengembangkan kefasihan dalam bahan yang telah dipelajari sebelumnya, (3) permainan dan simulasi untuk memberi kesempatan menggunakan pengetahuan yang baru dipelajari; dan (5) dan sumber data yang memungkinkan pembelajar untuk mengakses sendiri susunan data melalui tata cara pengakasesan (protocol) data yang ditentukan secara eksternal.
Teknologi komputer, baik yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :
• Dapat digunakan secara secara acak, disamping secara linier
• Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
• Gagasan-gagasan biasanya diungkapkan secara abstrak dengan menggunakan kata, simbol maupun grafis.
• Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan
• Belajar dapat berpusat pada pembelajar dengan tingkat interaktivitas tinggi.
Teknologi Terpadu; merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan memadukan beberapa jenis media yang dikendalikan komputer. Keistimewaan yang ditampilkan oleh teknologi ini,– khususnya dengan menggunakan komputer dengan spesifikasi tinggi, yakni adanya interaktivitas pembelajar yang tinggi dengan berbagai macam sumber belajar.
• Pembelajaran dengan teknologi terpadu ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :
• Dapat digunakan secara acak, disamping secara. linier
• Dapat digunakan sesuai dengan keinginan Pembelajar, disamping menurut cara seperti yang dirancang oleh pengembangnya.
• Gagasan-gagasan sering disajikan secara realistik dalam konteks pengalaman Pembelajar, relevan dengan kondisi pembelajar, dan di bawah kendali pembelajar.
• Prinsip-prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme diterapkan dalam pengembangan dan pemanfaatan bahan pembelajaran
• Belajar dipusatkan dan diorganisasikan menurut pengetahuan kognitif sehingga pengetahuan terbentuk pada saat digunakan.
• Bahan belajar menunjukkan interaktivitas pembelajar yang tinggi
• Sifat bahan yang mengintegrasikan kata-kata dan contoh dari banyak sumber media.
3. Kawasan Pemanfaatan
Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan antara pembelajar dengan bahan atau sistem pembelajaran. Mereka yang terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokkan pembelajar dengan bahan dan aktivitas yang spesifik, menyiapkan pembelajar agar dapat berinteraksi dengan bahan dan aktivitas yang dipilih, memberikan bimbingan selama kegiatan, memberikan penilaian atas hasil yang dicapai pembelajar, serta memasukannya ke dalam prosedur oragnisasi yang berkelanjutan.
Kawasan pemanfaatan mungkin merupakan kawasan Teknologi Pembelajaran, mendahului kawasan desain dan produksi media pembelajaran yang sistematis. Kawasan ini berasal dari gerakan pendidikan visual pada dekade pertama abad ke 20, dengan didirikannya museum-museum. Pada tahun-tahun awal abad ke-20, guru mulai berupaya untuk menggunakan film teatrikal dan film singkat mengenai pokok-pokok pembelajaran di kelas.
Di antara penelitian formal yang paling tua mengenai aplikasi media dalam pendidikan ialah studi yang dilakukan oleh Lashley dan Watson mengenai penggunaan film-film pelatihan militer Perang Dunia I (tentang pencegahan penyakit kelamin). Setelah Perang Dunia II, gerakan pembelajaran audio-visual mengorganisasikan dan mempromosikan bahan-bahan audio visual, sehingga menjadikan persediaan bahan pembelajaran semakin berkembang dan mendorong cara-cara baru membantu guru. Selama tahun 1960-an banyak sekolah dan perguruan tinggi mulai banyak mendirikan pusat-pusat media pembelajaran.
Karya Dale pada 1946 yang berjudul Audiovisual Materials in Teaching, yang di dalamnya mencoba memberikan rasional umum tentang pemilihan bahan dan aktivitas belajar yang tepat. Pada tahun, 1982 diterbitkan diterbitkan buku Instructional Materials and New Technologies of Instruction oleh Heinich, Molenda dan Russel. Dalam buku ini mengemukakan model ASSURE, yang dijadikan acuan prosedur untuk merancang pemanfaatan media dalam mengajar. Langkah-langkah tersebut meliputi : (1) Analyze leraner (menganalisis pembelajar); (2) State Objective (merumuskan tujuan);(3) Select Media and Materials (memilih media dan bahan); (4) Utilize Media and Materials (menggunakan media dan bahan), (5) Require Learner Participation (melibatkan siswa) ; dan (6) Evaluate and Revise (penilaian dan revisi).
Pemanfaatan Media; yaitu penggunaan yang sistematis dari sumber belajar. Proses pemanfaatan media merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan pada spesifikasi desain pembelajaran. Misalnya bagaimana suatu film diperkenalkan atau ditindaklanjuti dan dipolakan sesuai dengan bentuk belajar yang diinginkan. Prinsip-prinsip pemanfaatan juga dikaitkan dengan karakteristik pembelajar. Seseorang yang belajar mungkin memerlukan bantuan keterampilan visual atau verbal agar dapat menarik keuntungan dari praktek atau sumber belajar.
Difusi Inovasi adalah proses berkomunikasi malalui strategi yang terrencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Selama bertahun-tahun, kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke perspektif penyelenggara.
Rogers (1983) melakukan studi tentang difusi inovasi, yang mencakup berbagai disiplin ilmu. Hasil studinya telah memperkuat pandangan tentang pentahapan, proses, serta variabel yang dapat mempengaruhi difusi. Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan bergantung pada upaya membangkitkan kesadaran, keinginan mencoba dan mengadopsi inovasi. Dalam hal ini, penting dilakukan proses desiminasi, yaitu yang sengaja dan sistematis untuk membuat orang lain sadar adanya suatu perkembangan dengan cara menyebarkan informasi. Desiminasi ini merupakan tujuan awal dari difusi inovasi. Langkah-langkah difusi menurut Rogers (1983) adalah : (1) pengetahuan; (2) persuasi atau bujukan; (3) keputusan; (4) implementasi; (5) dan konfirmasi.
Implementasi dan Institusionalisasi; yaitu penggunaan bahan dan strategi pembelajaran dalam keadaan yang sesungguhnya (bukan tersimulasikan). Sedangkan institusionalisasi penggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur atau budaya organisasi. Begitu produk inovasi telah diadopsi, proses implementasi dan pemanfaatan dimulai. Untuk menilai pemanfaatan harus ada implementasi. Bidang implementasi dan institusionalisasi (pelembagaan) yang didasarkan pada penelitian, belum berkembang sebaik-bidang-bidang yang lain. Tujuan dari implementasi dan institusionalisasi adalah menjamin penggunaan yang benar oleh individu dalam organisasi. Sedangkan tujuan dari institusionalisasi adalah untuk mengintegrasikan inovasi dalam struktur kehidupan organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan individu maupun organisasi.
Kebijakan dan Regulasi; adalah aturan dan tindakan yang mempengaruhi difusi dan pemanfaatan teknologi pembelajaran. Kebijakan dan peraturan pemerintah mempengaruhi pemanfaatan teknologi. Kebijakan dan regulasi biasanya dihambat oleh permasalahan etika dan ekonomi. Misalnya, hukum hak cipta yang dikenakan pada pengguna teknologi, baik untuk teknologi cetak, teknologi audio-visual, teknologi berbasis komputer, maupun terknologi terpadu.
4. Kawasan Pengelolaan
Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi Pembelajaran melalui : perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervisi. Kawasan pengelolaan bermula dari administrasi pusat media, program media dan pelayanan media. Pembauran perpustakaan dengan program media membuahkan pusat dan ahli media sekolah. Program-program media sekolah ini menggabungkan bahan cetak dan non cetak sehingga timbul peningkatan penggunaan sumber-sumber teknologikal dalam kurikulum.
Dengan semakin rumitnya praktek pengelolaan dalam bidang teknologi pembelajaran ini, teori pengelolaan umum mulai diterapkan dan diadaptasi. Teori pengelolaan proyek mulai digunakan, khususnya dalam proyek desain pembelajaran. Teknik atau cara pengelolaan proyek-proyek terus dikembangkan, dengan meminjam dari bidang lain. Tiap perkembangan baru memerlukan caraa pengelolaan baru pula.
Keberhasilan sistem pembelajaran jarak jauh bergantung pada pengelolaannya, karena lokasi yang menyebar. Dengan lahirnya teknologi baru, dimungkinkan tersedianya cara baru untuk mendapatkan informasi. Akibatnya pengetahuan tentang pengelolaan informasi menjadi sangat potensial. Dasar teoritis pengelolaan informasi bersal dari disiplin ilmu informasi. Pengelolaan informasi membuka banyak kemungkinan untuk desain pembelajaran, khususnya dalam pengembangan dan implementasi kurikulum dan pembelajaran yang dirancang sendiri.
Pengelolaan Proyek; meliputi : perencanaan, monitoring, dan pengendalian proyek desain dan pengembangan. Pengelolaan proyek berbeda dengan pengelolaan tradisional (line and staff management) karena : (a) staf proyek mungkin baru, yaitu anggota tim untuk jangka pendek; (b) pengelola proyek biasanya tidak memiliki wewenang jangka panjang atas orang karena sifat tugas mereka yang sementara, dan (c) pengelola proyek memiliki kendali dan fleksibilitas yang lebis luas dari yang biasa terdapat pada organisasi garis dan staf.
Para pengelola proyek bertanggung jawab atas perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian fungsi desain pembelajaran atau jenis-jenis proyek yang lain. Peran pengelola proyek biasanya berhubungan dengan cara mengatasi ancaman proyek dan memberi saran perubahan internal.
Pengelolaan Sumber; mencakup perencanaan, pemantauan dan pengendalian sistem pendukung dan pelayanan sumber. Pengelolaan sumber memliki arti penting karena mengatur pengendalian akses. Pengertian sumber dapat mencakup, personil keuangan, bahan baku, waktu, fasilitas dan sumber pembelajaran. Sumber pembelajaran mencakup semua teknologi yang telah dijelaskan pada kawasan pengembangan. Efektivitas biaya dan justifikasi belajar yang efektif merupakan dua karakteristik penting dari pengelolaan sumber.
Pengelolaan sistem penyampaian; meliputi perencanaan, pemantauan pengendalian “cara bagaimana distribusi bahan pembelajaran diorganisasikan” Hal tersebut merupakan suatu gabungan antara medium dan cara penggunaan yang dipakai dalam menyajikan informasi pembelajaran kepada pembelajar.
Pengelolaan sistem penyampaian memberikan perhatian pada permasalahan produk seperti persyaratan perangkat keras/lunak dan dukungan teknis terhadap pengguna maupun operator. Pengelolaan ini juga memperhatikan permasalaan proses seperti pedoman bagi desainer dan instruktur dan pelatih. Keputusan pengelolaan penyampaian sering bergantung pada sistem pengelolaan sumber.
Pengelolaan informasi; meliputi perencanaan, pemantauan, dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman/pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar. Pentingnya pengelolaan informasi terletak pada potensinya untuk mengadakan revolusi kurikulum dan aplikasi desain pembelajaran
5. Kawasan Penilaian
Penilaian merupakan proses penentuan memadai tidaknya pembelajaran dan belajar, mencakup : (1) analisis masalah; (2) pengukuran acuan patokan; (3) penilaian formatif; dan (4) penilaian sumatif .
Dalam kawasan penilaian dibedakan pengertian antara penilaian program, proyek , produk. Penilaian program – evaluasi yang menaksir kegiatan pendidikan yang memberikan pelayanan secara berkesinambungan dan sering terlibat dalam penyusunan kurikulum. Sebagai contoh misalnya penilaian untuk program membaca dalam suatu wilayah persekolahan, program pendidikan khusus dari pemerintah daerah, atau suatu program pendidikan berkelanjutan dari suatu universitas.
Penilaian proyek – evaluasi untuk menaksir kegiatan yang dibiayai secara khusus guna melakukan suatu tugas tertentu dalam suatu kurun waktu. Contoh, suatu lokakarya 3 hari mengenai tujuan perilaku. Kunci perbedaan antara program dan proyek ialah bahwa program diharapkan berlangsung dalam yang tidak terbatas, sedangkan proyek biasanya diharapkan berjangka pendek. Proyek yang dilembagakan dalam kenyataannya menjadi program.
Penilaian bahan (produk pembelajaran) – evaluasi yang menaksir kebaikan atau manfaat isi yang menyangkut benda-benda fisik, termasuk buku, pedoman kurikulum, film, pita rekaman, dan produk pembelajaran lainnya.
Analisis Masalah. Analisis masalah mencakup cara penentuan sifat dan parameter masalah dengan menggunakan strategi pengumpulan informasi dan pengambilan keputusan. Telah lama para evaluator yang piawai berargumentasi bahwa penilaian yang seksama mulai saat program tersebut dirumuskan dan direncanakan. Bagaimanapun baiknya anjuran orang, program yang diarahkan pada tujuan yang tidak/kurang dapat diterima akan dinilai gagal memenuhi kebutuhan.
Jadi, kegiatan penilaian ini meliputi identifikasi kebutuhan, penentuan sejauh mana masalahnya dapat diklasifikasikan sebagai pembelajaran, identifikasi hambatan, sumber dan karakteristik pembelajar, serta penentuan tujuan dan prioritas (Seels and Glasgow, 1990). Kebutuhan telah dirumuskan sebagai “jurang antara “apa yang ada”dan “apa yang seharusnya ada” dalam pengertian hasil (Kaufman,1972). Analisis kebutuhan diadakan untuk kepentingan perencanaan program yang lebih memadai.
Pengukuran Acuan Patokan; pengukuran acuan patokan meliputi teknik-teknik untuk menentukan kemampuan pembelajaran menguasai materi yang telah ditentukan sebelumnya. Penilaian acuan patokan memberikan informasi tentang penguasaan seseorang mengenai pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Keberhasilan dalam tes acuan patokan berarti dapat melaksanakan ketentuan tertentu, biasanya ditentukan dan mereka yang dapat mencapai atau melampaui skor minimal tersebut dinyatakan lulus.Pengukuran acuan patokan memberitahukan pada para siswa seberapa jauh mereka dapat mencapai standar yang ditentukan.
Penilaian Formatif dan Sumatif; berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya. Dengan penilaian sumatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan untuk pengambilan keputusan dalam hal pemanfaatan. Penilaian formatif dilaksanakan pada waktu pengembangan atau perbaikan program atau produk (atau orang dsb). Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan staf dalam lembaga program dan biasanya tetap bersifat intern; akan tetapi penilaian ini dapat dilaksanakan oleh evaluator dalam atau luar atau (lebih baik lagi) kombinasi. Perbedaan antara formatif dan sumatif telah dirangkum dengan baik dalam sebuah kiasan dari Bob Stake “ Apabila juru masak mencicipi sup, hal tersebut formatif, apabila para tamu mencicipi sup tersebut, hal tersebut sumatif. Penilaian sumatif dilaksanakan setelah selesai dan bagi kepentingan pihak luar atau para pengambil keputusan, sebagai contoh : lembaga penyandang dana, atau calon pengguna, walaupun hal tersebut dapat dilaksanakan baik oleh evaluator dalam atau dalam untuk gabungan. Untuk alasan kredibiltas, lebih baik evaluator luar dilibatkan daripada sekedar merupakan penilaian formatif. Hendaknya jangan dikacaukan dengan penilaian hasil (outcome) yang sekedar menilai hasil, biukannya prose — hal tersebut dapat berupa baik formatif maupun sumatif. Metoda yang digunakan dalam penilaian formatif berbeda dengan penilaian sumatif. Penilaian formatif mengandalkan pada kajian teknis dan tutorial, uji coba dalam kelompok kecil atau kelompok besar. Metoda pengumpulan data sering bersifat informal, seperti observasi, wawancara, dan tes ringkas. Sebaliknya, penilaian sumatif memerlukan prosedur dan metoda pengumpulan data yang lebih formal. Penilaian sumatif sering menggunakan studi kelompok komparatif dalam desain kuasi eksperimental.
Hubungan Antara Kawasan
Dengan adanya kawasan sebagaimana dikemukakan di atas, teknologi pembelajaran sampai dengan masa definisi 1994 telah memiliki kepastian tentang ruang lingkup wilayah garapannya. Meski ke depannya jumlah kawasan beserta kategorinya akan semakin berkembang, sejalan dengan perkembangan dalam bidang teknologi dan pendidikan, serta disiplin ilmu lainnya yang relevan, sebagai penopangnya. Setiap kawasan tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi memiliki hubungan yang sinergis.
SUMBER DAN DISARIKAN DARI :
arbara B. Seels dan Rita C. Richey yang berjudul Teknologi Pembelajaran: Definisi dan Kawasannya, hasil terjemahan Dewi S. Prawiradilaga, dkk.(1995) dari judul aslinya Instructional Technology : Definition and Domain of Field yang diterbitkan pada tahun 1994.
READ MORE - Rancangan Sistem Pembelajaran

pdf dan php

PDF? Pakai PHP saja!
________________________________________
Oleh: Ivan Irawan
Saya yakin jika Anda cukup bergaul dan melek internet, pasti pernah mendengar, membaca, juga barangkali membuat dokumen dalam bentuk format PDF (Portable Document Format). Ketika Anda membaca artikel ini secara online, saya semakin yakin bahwa tidak mungkin Anda tidak pernah mendengar mengenai PDF. Paling tidak Anda telah mendengar mengenai PDF judul dari judul artikel ini :)
Bisa beli PDF-nya, Pak?
Format dokumen PDF pertama kali dikenalkan oleh Adobe System (http://www.adobe.com), hasil dari pengembangan Dr. John Warnock di awal tahun 90-an. Proyek PDF dimaksudkan membuat format file untuk distribusi dokumen di dalam perusahaan yang dapat ditampilkan di berbagai platform komputasi.
PDF akhirnya menjadi format dokumen yang universal dan lintas platform, karena tersedia di berbagai platform komputasi. Program untuk membaca dokumen PDF dalam berbagai platform disediakan secara gratis untuk didownload oleh Adobe System. Plug-in program pembaca untuk browser populer juga tersedia, sehingga dokumen PDF dapat dibaca langsung secara online dari situs internet tanpa perlu mendownload dokumen dan membacanya denga program yang terpisah dari browser web.
PDF memiliki beberapa fitur keunggulan antara lain:
• Universal dan Lintas Platform.
Dokumen PDF dapat dibaca di berbagai platform, bahkan dapat dibaca secara online melalui browser yang telah dilengkapi dengan plug-in pembaca PDF. Tools dan printer driver untuk membuat dokumen PDF pun banyak tersedia. Keunggulan ini menyebabkan dokumen PDF dapat digunakan secara luas di seluruh dunia.
• Yang Anda Lihat, Yang Anda Dapatkan.
Berbeda dengan format HTML/SGML, PDF lebih dapat menjamin apa yang ditampilkan pada monitor, maka serupa itu pula yang akan kita dapatkan jika dokumen dicetak. Dengan format HTML/SGML, maka hasil cetakan bisa jadi akan berbeda dengan yang tampak di monitor, bahkan dokumen yang tampak di monitor pun bisa jadi berbeda-beda tergantung dari browser yang digunakan. Hasilnya, PDF sangat sesuai digunakan untuk menampilkan informasi kritis yang tidak memperbolehkan variasi dalam presentasinya, misalnya invoice, tanda terima, dan laporan-laporan baku lainnya.
• Hemat Ukurannya.
Secara native file PDF telah dikompresi sedemikian rupa, sehingga ukuran filenya akan lebih kecil daripada jika file tersebut dalam format HTML, misalnya. Kecilnya ukuran file PDF ini menyebabkan PDF populer digunakan untuk tukar-menukar dokumen lewat internet karena tidak memboroskan bandwidth data.
• Pengamanan Dokumen Dapat Diandalkan.
PDF juga memiliki fitur pengamanan dokumen dari kemungkinan pencurian isi, duplikasi, dan pencetakan dokumen oleh yang tidak berhak. Sebuah dokumen PDF dapat pula diberikan tanda tangan digital (digital signature) sehingga penyebaran dokumen dapat lebih dikendalikan. Fitur ini tidak dimiliki oleh format dokumen universal seperti HTML/SGML.
Benarkah Perlu PDF?
Kecuali jika Anda hanya ingin bekerja dengan dokumen-dokumen non presisi dan tidak menginginkan kemudahan bertukar dokumen, maka Anda kemungkinan besar membutuhkan format dokumen PDF.
Jika Anda ingin:
• membuat invoice, order pembelian, surat pengangkutan, tanda terima, dan dokumen komersial untuk situs e-commerce atau aplikasi berbasis web
• membuat laporan dari aplikasi berbasis web dengan format yang presisi yang tidak memperkenankan variasi hasil cetakan
• membuat cetakan form isian dari web dengan hasil yang seragam
• membuat dokumen lain yang membutuhkan pengendalian baik terhadap distribusi dokumen maupun presisi dan kualitas cetakan, serta dapat dipertukarkan secara mudah,
Saya berani memberi saran kepada Anda untuk menghindari kerja keras memformat dokumen dalam bentuk HTML dengan menggunakan format dokumen PDF.
Sebagai pecinta PHP, Anda benar-benar dimanjakan karena PHP memiliki kemampuan untuk membuat dokumen PDF. Pada artikel ini kita akan coba mempelajarinya.
Pilih Yang Mana...
Cukup banyak ekstensi PHP tersedia yang memungkinkan Anda membuat dokumen PDF melalui PHP. Beberapa yang dapat Anda pilih:
• PDFLib. Aladdin Free Public License memperkenankan penggunaan PDFLib untuk penggunaan non komersial. Untuk lisensi komersial, termasuk penggunaan dalam layanan web komersial, dikenakan harga lisensi yang dapat dilihat pada http://pdflib.com.
• FreePDFlib oleh Thomas Szadel (open source).
• ClibPDF menggunakan model lisensi yang sama dengan PDFLib.
Dalam tulisan ini, kita akan menggunakan fungsi-fungsi yang ada pada PDFLib. Sebelum memulai semuanya, sebaiknya Anda pastikan dulu ekstensi PDFLib telah terpasang pada sistem PHP Anda. Jangan lupa juga, Anda juga harus memastikan browser Anda telah terinstalasi plug-in untuk membaca dokumen PDF.
Untuk lebih memudahkan Anda, maka telah tersedia source code dan hasilnya (dalam dokumen PDF) dalam bentuk file .zip. Anda tinggal download saja file artpdf.zip ini.
Jika Anda telah siap, mari kita lanjutkan dengan membuat dokumen PDF paling sederhana.
PDF Pertamaku, Tak Terlupakan...
Sesungguhnya saya tidak menyukai memulai sesuatu dengan rutinitas. Ketika Anda belajar bahasa pemrograman apa pun, selalu kita dipaksa untuk mengucapkan, "Hello, World!" dalam bahasa pemrograman baru. Saya juga akan mengajak Anda untuk melakukannya lagi saat ini, namun untuk sedikit mengurangi kejenuhan, mari kita ubah program ini menjadi program "PDF Pertamaku".
Coba Anda buat skrip seperti di bawah ini, dan coba jalankan di PHP melalui browser favorit Anda.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_set_info($halaman,"Creator","pdf-ku.php");
pdf_set_info($halaman,"Author","Mr. Dodol");
pdf_set_info($halaman,"Title","PDF Pertamaku");
pdf_begin_page($halaman,595,842);
$huruf = pdf_findfont($halaman,"Helvetica-Bold","host",0);
pdf_setfont($halaman,$huruf,38.0);
pdf_show_xy($halaman,"Inilah PDF Pertamaku!",50,700);
pdf_end_page($halaman);
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type: application/pdf");
Header("Content-Length: $panjangbuffer");
Header("Content-Disposition: inline; filename=pdf-ku.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Tentukan Letak Bintang di Langit
Membuat dokumen PDF, sebenarnya mirip dengan proses menggambar pada kanvas. Agar Anda mampu menempatkan gambar maupun tulisan di tempat yang sesuai dengan keinginan Anda, maka Anda perlu mengetahui cara penentuan letak pada dokumen PDF.
Pada dokumen PHP berlaku sistem koordinat dua dimensi (x,y), dimana titik asal atau koordinat (0,0) ada di pojok kiri bawah dokumen. Arah koordinat x adalah arah horisontal (dari kiri ke kanan) dan arah koordinat y adalah arah vertikal (dari bawah ke atas). Sistem ukuran dasar/skala yang digunakan adalah point atau disingkat pt, dengan konversinya:
1 pt = 1/72 inch = 0.35277777778 mm, atau dengan kata lain
1 inch = 72 pt.
Pembuatan dokumen PHP, dikerjakan per halaman. Pada saat awal membuat halaman, Anda harus menentukan terlebih dahulu lebar dan panjang kertas yang akan digunakan dalam satuan pt. Tabel berikut ini akan memberikan informasi ukuran jenis kertas dalam satuan pt.
Jenis Ukuran Kertas Horisontal Vertikal
US Letter 612 792
US Legal 612 1008
US Ledger 1224 792
11x17 792 1224
A0 2380 3368
A1 1684 2380
A2 1190 1648
A3 842 1190
A4 595 842
A5 421 595
A6 297 421
B5 501 709
Mari Anda coba skrip di bawah ini untuk belajar bermain dalam koordinat halaman berukuran A4.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_set_info($halaman,"Creator","koord.php");
pdf_set_info($halaman,"Author","Mr. Dodol");
pdf_set_info($halaman,"Title","Test Koordinat PDF");
pdf_begin_page($halaman,595,842); //ukuran kertas A4

//membuat tulisan pada halaman
$huruf = pdf_findfont($halaman,"Helvetica-Bold","host",0);
pdf_setfont($halaman,$huruf,38.0);
pdf_show_xy($halaman, "Kiri Bawah", 10, 10);
pdf_show_xy($halaman, "Kanan Bawah", 335, 10);
pdf_show_xy($halaman, "Kiri Atas", 10, 802);
pdf_show_xy($halaman, "Kanan Atas", 375, 802);
pdf_show_xy($halaman, "Tengah",595/2-60,842/2-20);

// membuat garis di pinggir halaman
pdf_setrgbcolor_stroke($halaman,1,0,0);
pdf_moveto($halaman,10,10);
pdf_lineto($halaman,10,832);
pdf_lineto($halaman,585,832);
pdf_lineto($halaman,585,10);
pdf_lineto($halaman,10,10);
pdf_stroke($halaman);
pdf_setrgbcolor_stroke($halaman,0,0,0);

pdf_end_page($halaman);
pdf_set_parameter($halaman, "openaction", "fitpage");
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=koord.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Skrip di atas akan menghasilkan dokumen PDF serupa ini.

Anda memiliki kemungkinan untuk mengubah titik asal (0,0) dan membalik arah koordinat, sebagai contoh, Anda dapat membuat pojok kiri atas sebagai titik asal koordinat dan memiliki nilai positif untuk arah dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan. Anda dapat mencoba skrip berikut ini.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_set_info($halaman,"Creator","koordbalik.php");
pdf_set_info($halaman,"Author","Mr. Dodol");
pdf_set_info($halaman,"Title","Mengubah Titik Asal dan Arah Koordinat (PHP)");
pdf_begin_page($halaman,595,842);

// Mengubah Titik Asal
pdf_translate($halaman,0,842);

// Membalik Arah Sumbu Mendatar
pdf_scale($halaman, 1, -1);

// Mencerminkan skala horisontal
pdf_set_value($halaman,"horizscaling",-100);

$huruf = pdf_findfont($halaman,"Helvetica-Bold","host",0);
pdf_setfont($halaman,$huruf,-38.0);
pdf_show_xy($halaman, "Top Left", 10, 40);

pdf_end_page($halaman);
pdf_set_parameter($halaman, "openaction", "fitpage");
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=koordbalik.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Bicara dengan Tulisan
Dalam contoh-contoh skrip di atas, Anda telah mencoba menulis pada halaman PDF. Kali ini Anda akan mendapatkan penjelasan mengenai fungsi-fungsi dasar yang digunakan untuk membuat tulisan pada dokumen PDF. Sebagian dari fungsi-fungsi ini telah pernah Anda gunakan.
pdf_show_xy()
Fungsi ini digunakan untuk menuliskan text pada posisi tertentu yang diberikan. Contoh:

Contoh di atas akan menuliskan text "Tulisan Saya" mulai pada koordinat (50,100) pada halaman PDF yang didefinisikan oleh variabel $halaman.
pdf_show()
Fungsi ini digunakan untuk menuliskan text pada posisi tertentu yang telah diset terlebih dahulu dengan fungsi pdf_set_text_pos(). Contoh:
pdf_show($halaman,"Text"); ?>
pdf_continue_text()
Fungsi ini digunakan untuk menuliskan text pada posisi baris berikutnya.
pdf_show_boxed()
Fungsi ini digunakan untuk memformat text dalam suatu box/kotak tertentu. Contoh skrip berikut ini akan memberi kesempatan bagi Anda untuk mengerti maksud penggunaan fungsi pdf_show_boxed().
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_begin_page($halaman,595,842);
$font = pdf_findfont($halaman,"Helvetica-Bold","host",0);
pdf_setfont($halaman,$font,24.0);

$text = <<Contoh beberapa text di dalam kotak text pada dokumen PDF.
TEKS;

pdf_show_boxed($halaman, $text, 50, 630, 300, 200, "left");
pdf_rect($halaman,50,630,300,200); pdf_stroke($halaman);
pdf_show_boxed($halaman, $text, 50, 420, 300, 200, "right");
pdf_rect($halaman,50,420,300,200); pdf_stroke($halaman);
pdf_show_boxed($halaman, $text, 50, 210, 300, 200, "justify");
pdf_rect($halaman,50,210,300,200);
pdf_stroke($halaman);
pdf_show_boxed($halaman, $text, 50, 0, 300, 200, "fulljustify");
pdf_rect($halaman,50,0,300,200);
pdf_stroke($halaman);
pdf_show_boxed($halaman, $text, 375, 250, 200, 300, "center");
pdf_rect($halaman,375,250,200,300);
pdf_stroke($halaman);

pdf_end_page($halaman);
pdf_set_parameter($halaman, "openaction", "fitpage");
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=kotakteks.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Skrip di atas jika dijalankan, akan menghasilkan dokumen PDF seperti gambar berikut ini.

Kusuka Bentuknya
PDFLib yang Anda gunakan menyediakan 14 pilihan huruf built-in, yaitu:
• Courier
• Courier-Bold
• Courier-Oblique
• Courier-BoldOblique
• Helvetica
• Helvetica-Bold
• Helvetica-Oblique
• Helvetica-BoldOblique
• Times-Roman
• Times-Bold
• Times-Italic
• Times-BoldItalic
• Symbol
• ZapfDingbats.
Berikut beberapa contoh dari jenis huruf standar tersebut di atas.

Anda juga dapat menggunakan jenis huruf AFM, Postscript Type-1, dan TTF. Mari kita coba lihat cara menggunakan jenis huruf TTF atau True Type Font.
pdf_set_parameter($halaman,"FontOutline",
"Arial==/usr/fonts/arial.ttf");
$font = pdf_findfont($halaman,"Arial","host",1);
?>
Jenis huruf (font) dapat pula didefinisikan pada file pdflib.upr. Contoh berikut ini menunjukkan caranya.
// Ubah nilai variabel ini sesuai dengan path file pdflib.upr
// di sistem PHP Anda.
$file_upr = "/usr/share/fonts/pdflib/pdflib.upr";

$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_set_info($halaman,"Creator","hurufttf.php");
pdf_set_info($halaman,"Author","Mr. Dodol");
pdf_set_info($halaman,"Title","Test Jenis Huruf (PHP)");
pdf_set_parameter($halaman, "resourcefile", $file_upr);
pdf_begin_page($halaman,595,842);
pdf_set_text_pos($halaman,25,800);

// Buat Array Nama Font dan jenisnya
$fonts = array('Arial'=>1,'Comic Sans MS'=>1,'Impact'=>1);

// Cetak Font ke Dokumen PDF
foreach($fonts as $f=>$embed) {
$font = pdf_findfont($halaman,$f,"host",$embed);
pdf_setfont($halaman,$font,25.0);
pdf_continue_text($halaman,"$f (".chr(128)." Ç à á â ã ç è é ê)");
}
pdf_end_page($halaman);
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$len = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$len");
Header("Content-Disposition:inline; filename=hurufttf.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
File pdflib.upr harus terisi dengan entri sebagai berikut.
FontOutline
Arial=arial.ttf
Comic Sans MS=comic.ttf
Impact=IMPACT.ttf
.
Jika muncul pesan kesalahan, kemungkinan Anda harus mengisikan entri nama file pada FontOutline lengkap dengan path dari file .ttf. Jika berhasil, Anda akan memperoleh hasil sebagai berikut.

Enkonding karakter yang tersedia pada PDFLib yaitu
• winansi (superset dari ISO 8859-1)
• macroman (Enkoding standar Macintosh)
• ebcdic (Digunakan pada IBM AS/400 dan S/390)
• biltin (Enkoding asli yang digunakan oleh huruf teks non latin)
• host (macroman di Mac, ebcdic di sistem EBCDIC, dan winasi di windows)
Gambar Bermakna Seribu Kata...
Anda telah mendapatkan dasar yang cukup mengenai cara menulis teks pada halaman dokumen PDF. Kali ini kita akan mempelajari cara penempatan gambar pada dokumen PHP. PDFLib mampu menangani beberapa format gambar untuk dijadikan dokumen PDF, antara lain:
• PNG (tanpa alpha-channel)
• JPEG (Progressive jpegs didukung mulai versi Acrobat 4)
• GIF (non-interlacing diperbolehkan, untuk animasi GIF hanya gambar pertama yang ditampilkan)
• TIFF
• CCITT compressed image data
• Raw image data
Anda dapat menyisipkan gambar pada dokumen PDF dengan perintah pdf_open_jpeg() untuk membuka file gambar dan diikuti dengan perintah pdf_place_image() untuk meletakkan gambarnya pada dokumen PDF. Untuk menutup file gambar, digunakan perintah pdf_close_image(). Kode berikut ini adalah contohnya.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_begin_page($halaman,595,842);

// Load file gambar php-big.jpg
$im = pdf_open_jpeg($halaman, "php-big.jpg");
pdf_place_image($halaman, $im, 200, 700, 1.0);
pdf_place_image($halaman, $im, 200, 600, 0.75);
pdf_place_image($halaman, $im, 200, 535, 0.50);
pdf_place_image($halaman, $im, 200, 501, 0.25);
pdf_place_image($halaman, $im, 200, 486, 0.10);
$x = pdf_get_value($halaman, "imagewidth", $im);
$y = pdf_get_value($halaman, "imageheight", $im);
pdf_close_image ($halaman,$im);

$huruf = pdf_findfont($halaman,"Helvetica-Bold","host",0);
pdf_setfont($halaman,$huruf,14.0);
pdf_show_xy($halaman,"$x X $y"." (100%)",25,750);
pdf_show_xy($halaman, $x*0.75 . " X " . $y*0.75 . " (75%)",25,650);
pdf_show_xy($halaman, $x*0.50 . " X " . $y*0.50 . " (50%)",25,570);
pdf_show_xy($halaman, $x*0.25 . " X " . $y*0.25 . " (25%)",25,525);
pdf_show_xy($halaman, $x*0.10 . " X " . $y*0.10 . " (10%)",25,490);

pdf_end_page($halaman);
pdf_set_parameter($halaman, "openaction", "fitpage");
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=sisipgambar.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Hasil tampilan program di atas kurang lebih seperti gambar berikut.

Kita dapat pula menerapkan skala non linier kepada gambar yang akan kita sisipkan pada dokumen PDF. Untuk melakukan itu, kita harus mengatur skala koordinat.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_begin_page($halaman,595,842);

$im = pdf_open_jpeg($halaman, "php-big.jpg");
pdf_place_image($halaman, $im, 200, 700, 1.0);
pdf_save($halaman); // Simpan Setting Sistem Koordinat yang ada
$nx = 50/pdf_get_value($halaman,"imagewidth",$im);
$ny = 100/pdf_get_value($halaman,"imageheight",$im);
pdf_scale($halaman, $nx, $ny);
pdf_place_image($halaman, $im, 200/$nx, 600/$ny, 1.0);
pdf_restore($halaman); // Kembalikan ke sebelumnya
pdf_close_image ($halaman,$im);

pdf_end_page($halaman);
pdf_set_parameter($halaman, "openaction", "fitpage");
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=sisipgambar2.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Program di atas akan memberikan hasil kurang lebih seperti gambar berikut.

Mari Menggambar Bersama
Selain menggunakan gambar yang telah ada untuk disisipkan ke dokumen PDF, Anda dapat juga langsung menggambar pada dokumen PDF dengan beberapa perintah gambar sederhana. Pada dasarnya, menggambar di dokumen PDF adalah menentukan atau mendefinisikan path untuk kemudian ditampilkan pada dokumen PDF. Sebuah path terdiri dari bentuk-bentuk dasar grafis sepeti garis, kurva, persegi panjang, lingkaran, elips, dan lain-lain. Sebagai contoh:
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_begin_page($halaman,595,342);

// Menggambar path garis diikuti kurva
pdf_moveto($halaman,150,250);
pdf_lineto($halaman,450,250);
pdf_lineto($halaman,100,300);
pdf_curveto($halaman,80,50,70,50,250,150);

// Menggambar lingkaran
pdf_circle($halaman,450,100,50);

// Menggambar persegi panjang
pdf_rect($halaman,350,25,200,150);

// Memplot semua path/kurva yang telah dibuat
// pada dokumen PDF
pdf_stroke($halaman);

pdf_end_page($halaman);
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=menggambar1.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Jika skrip di atas dijalankan, maka akan terlihat hasil sebagai berikut.

Anda dapat menggunakan perintah pdf_closepath() untuk menutup path secara otomatis dan pdf_fill_stroke() untuk mengisi kurva tertutup tersebut dengan warna isian.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_begin_page($halaman,595,342);

// Set warna isian
pdf_setcolor($halaman,"fill","rgb", 1.0, 0.8, 0.1);

// Menggambar path garis diikuti kurva
pdf_moveto($halaman,150,250);
pdf_lineto($halaman,450,250);
pdf_lineto($halaman,100,300);
pdf_curveto($halaman,80,50,70,50,250,150);

// Menutup kurva/path
pdf_closepath($halaman);

// Memplot dengan isian warna
pdf_fill_stroke($halaman);

// Set warna isian
pdf_setcolor($halaman,"fill","rgb", 1.0, 0.0, 0.0);

// Menggambar lingkaran
pdf_circle($halaman,450,100,50);

// Memplot dengan isian warna
pdf_fill_stroke($halaman);

// Menggambar persegi panjang
pdf_rect($halaman,350,25,200,150);

// Memplot tanpa isian warna
pdf_stroke($halaman);

pdf_end_page($halaman);
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=menggambar2.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Hasil dari skrip di atas adalah dokumen PDF seperti berikut ini.

Mari kita coba contoh menggambar berikutnya. Anda dapat membuat garis putus-putus dengan perintah pdf_setdash().
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);
pdf_begin_page($halaman,595,342);

// Lingkaran
pdf_setcolor($halaman,"fill","rgb", 0.8, 0.5, 0.8);
pdf_circle($halaman,400,150,75);
pdf_fill_stroke($halaman);

// Funky Arc
pdf_setcolor($halaman,"fill","rgb", 0.8, 0.5, 0.5);
pdf_moveto($halaman,200,150);
pdf_arc($halaman,300,150,50,0,120);
pdf_closepath($halaman);
pdf_fill_stroke($halaman);

// kotak dengan garis putus-putus
pdf_setcolor($halaman,"stroke","rgb", 0.3, 0.8, 0.3);
pdf_setdash($halaman,4,6);
pdf_rect($halaman,50,50,500,250);
pdf_stroke($halaman);

pdf_end_page($halaman);
pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=menggambar3.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Inilah hasil gambar dari skrip di atas.

Satu Untuk Semua, Semuanya Dari Satu
Adakalanya kita ingin mencetak bentuk, gambar atau tulisan secara berulang pada beberapa halaman PDF yang kita akan buat. Naluri kepemalasan kita akan berontak. Bisa tidak semua perulangan ini dibuat lebih ringkas dan mudah?
Pada kondisi ini maka kita membutuhkan pola baku alias template. Dalam dunia PDF, template dikenal sebagai form XObjects. Dokumen PDF yang dibuat akan menjadi lebih kecil ukurannya dengan memanfaatkan template. Contoh skrip berikut ini dapat coba Anda pahami.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);

// Muat Gambar/Logo PHP
$gambar = pdf_open_jpeg($halaman, "php-big.jpg");

// Memulai Template
$template = pdf_begin_template($halaman,595,442);
pdf_save($halaman);

pdf_place_image($halaman, $gambar, 4, 403, 0.25);
pdf_place_image($halaman, $gambar, 525, 403, 0.25);

pdf_moveto($halaman,10,395);
pdf_lineto($halaman,585,395);
pdf_lineto($halaman,585,10);
pdf_lineto($halaman,10,10);
pdf_closepath($halaman);
pdf_stroke($halaman);
pdf_moveto($halaman,10,375);
pdf_lineto($halaman,585,375);
pdf_stroke($halaman);

$font = pdf_findfont($halaman,"Times-Bold","host",0);
pdf_setfont($halaman,$font,38.0);
pdf_show_xy($halaman,"Contoh Template PDF",100,407);
pdf_restore($halaman);
pdf_end_template($halaman);

// Tutup Gambar/Logo PHP
pdf_close_image ($halaman,$gambar);

// Halaman Pertama
pdf_begin_page($halaman,595,442);
pdf_place_image($halaman, $template, 0, 0, 1.0);
pdf_setfont($halaman,$font,14.0);
pdf_show_xy($halaman,"Contoh Template PDF Halaman 1",15,380);
pdf_end_page($halaman);

// Halaman Kedua
pdf_begin_page($halaman,595,442);
pdf_place_image($halaman, $template, 0, 0, 1.0);
pdf_setfont($halaman,$font,14.0);
pdf_show_xy($halaman,"Contoh Template PDF Halaman 2",15,380);
pdf_end_page($halaman);

pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=template.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Dokumen PDF dua halaman akan terbentuk sebagai berikut.

Contoh aplikasi dalam dunia nyata adalah untuk dokumen atau pencetakan invoice, kuitansi, packing list, dan dokumen-dokumen lain yang berbentuk form baku.
Mewarnai dengan Pola
Pola isian mirip dengan pola baku/templates, hanya saja pola isian digunakan untuk pengganti warna isian. Anda dapat menggambar kurva/path, garis atau bentuk primitif kurva lainnya (stroke), dan mengisi warna kurva/path tersebut dengan sebuah pola isian. Contoh berikut ini akan mengobarkan kembali semangat PHP kita.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);

// Muat gambar untuk pola isian

$gambar = pdf_open_jpeg($halaman, "php-big.jpg");

// Membuat pola
$pola = pdf_begin_pattern($halaman,21,14,25,18,1);
pdf_save($halaman);
pdf_place_image($halaman, $gambar, 0,0,0.08);
pdf_restore($halaman);
pdf_end_pattern($halaman);

// Tutup gambar
pdf_close_image ($halaman,$gambar);

pdf_begin_page($halaman,595,842);

// Gunakan pola untuk isian dan garis gambar
pdf_setcolor($halaman, "fill", "pattern", $pola);
pdf_setcolor($halaman, "stroke", "pattern", $pola);

pdf_setlinewidth($halaman, 60.0);
pdf_circle($halaman,200,680,100);
pdf_stroke($halaman);

pdf_end_page($halaman);

pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=polaisian.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Tandai Yang Penting
Anda dapat menandai bagian-bagian yang penting dalam dokumen PDF dengan bookmark, sehingga navigasi dokumen menjadi lebih mudah. Bookmark ini bisa berbentuk struktur pohon (tree structure) menyerupai daftar isi. Selain berupa bookmark, Anda dapat juga mempermudah navigasi dokumen dengan membuat daftar thumbnail halaman-halaman yang ada pada dokumen PDF. Contoh berikut ini akan membantu untuk mempelajari caranya.
$halaman = pdf_new();
pdf_open_file($halaman);

// Halaman Pertama
pdf_begin_page($halaman,595,842);

// Set Bookmark Awal dan Jenis Huruf
$top = pdf_add_bookmark($halaman, "Sistem Operasi");
$font = pdf_findfont($halaman,"Helvetica-Bold","host",0);

$gambar = pdf_open_jpeg($halaman, "freebsd.jpg");
pdf_add_thumbnail($halaman, $gambar);
pdf_setfont($halaman, $font, 20);
pdf_add_bookmark($halaman, "FreeBSD", $top);
pdf_show_xy($halaman, "Ini adalah halaman tentang FreeBSD", 50, 670);
pdf_place_image($halaman, $gambar, 50, 700, 1);
pdf_close_image($halaman,$gambar);
pdf_end_page($halaman);

// Halaman Kedua
pdf_begin_page($halaman,595,842);
$gambar = pdf_open_jpeg($halaman, "linux.jpg");
pdf_add_thumbnail($halaman, $gambar);
pdf_setfont($halaman, $font, 20);
pdf_add_bookmark($halaman, "Linux", $top);
pdf_show_xy($halaman, "Ini adalah halaman tentang Linux", 50, 670);
pdf_place_image($halaman, $gambar, 50, 700, 1);
pdf_close_image($halaman,$gambar);
pdf_end_page($halaman);

// Halaman Ketiga
pdf_begin_page($halaman,595,842);
$gambar = pdf_open_jpeg($halaman, "mac.jpg");
pdf_add_thumbnail($halaman, $gambar);
pdf_setfont($halaman, $font, 20);
pdf_add_bookmark($halaman, "Mac", $top);
pdf_show_xy($halaman, "Ini adalah halaman tentang Mac", 50, 670);
pdf_place_image($halaman, $gambar, 50, 700, 1);
pdf_close_image($halaman,$gambar);
pdf_end_page($halaman);

pdf_close($halaman);
$buf = pdf_get_buffer($halaman);
$panjangbuffer = strlen($buf);
Header("Content-type:application/pdf");
Header("Content-Length:$panjangbuffer");
Header("Content-Disposition:inline; filename=tandabuku.pdf");
echo $buf;
pdf_delete($halaman);
?>
Habis Ini, Terus...
Jika Anda telah mempelajari artikel ini sampai pada tahap ini, maka Anda telah memiliki dasar yang cukup untuk membuat dokumen PDF dengan PHP dan PDFLib. Keterangan mengenai fungsi-fungsi PDF yang digunakan dalam skrip contoh di artikel ini dapat Anda pelajari lebih detil pada Manual PHP yang tersedia di http://www.php.net. Selamat menjadi PDF Maker!
READ MORE - pdf dan php

Sabtu, 15 Mei 2010

Panduan Pengembangan Bahan ajar

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Sebagai konsekuensi atas terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional, telah menerbitkan berbagai peraturan agar penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) paling tidak dapat memenuhi standar minimal tertentu. Berbagai standar tersebut adalah: (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan, (3) standar proses, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.

Dalam pencapaian standar isi (SI) yang memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melalui pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menyelesaikan pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu secara tuntas. Agar peserta didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL yang diharapkan, perlu didukung oleh berbagai standar lainnya, antara lain standar proses dan standar pendidik dan tenaga kependidikan.

Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.

Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar.

Oleh karena itu, disamping sebagai implementasi dari Permendiknas nomor 25 tahun 2006 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Ditjen Mandikdasmen bahwa rincian tugas Subdirektorat Pembelajaran - Dit. PSMA (yang antara lain disebutkan bahwa melaksanakan penyiapan bahan penyusunan pedoman dan prosedur pelaksanaan pembelajaran, termasuk penyusunan pedoman pelaksanaan kurikulum) dipandang perlu menyusun panduan bagi guru SMA sehingga dapat dijadikan salah satu referensi dalam pengembangan bahan ajar.


B. Tujuan

Penyusunan Panduan ini bertujuan :
1. Menjelaskan pentingnya bahan ajar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SMA.
2. Menjelaskan konsep dasar bahan ajar.
3. Mengemukakan berbagai jenis bahan ajar.
4. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan bahan ajar.


C. Manfaat

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat dibuat dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang akan disajikan. Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pengembangan bahan ajar, seperti kepala sekolah, guru, pengawas sekolah menengah atas maupun pembina pendidikan lainnya. Bagi kepala sekolah buku ini dapat dijadikan bahan pembinaan bagi guru yang mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar.

Kepala sekolah dalam kegiatannya sehari-hari juga memerlukan bahan ajar sebagai alat bantu dalam melakukan promosi ataupun presentasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan sekolah.

Bagi guru buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan dalam mengembangkan bahan ajar. Dengan mempelajari buku ini diharapkan para guru di sekolah akan mendapatkan informasi tentang pengembangan bahan ajar yang pada gilirannya para guru dapat mengembangkan bahan ajar untuk membantu dirinya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Di samping itu diharapkan guru juga akan termotivasi untuk mengembangkan bahan ajar yang beragam dan menarik sehingga akan menghasilkan satu kegiatan belajar mengajar yang bermakna baik bagi guru maupun bagi peserta didiknya. Pengembangan bahan ajar adalah merupakan tanggung jawab guru sebagai pengajar bagi peserta didik di sekolah.

Bagi pengawas sekolah menengah atas atau para pembina pendidikan lainnya keberadaan buku pedoman ini pasti bermanfaat. Karena setiap pengawas harus mengetahui berbagai hal yang dilakukan oleh guru, sehingga jika terdapat kesulitan yang dialami oleh guru, pengawas dapat segera membantunya. Dengan membaca buku pedoman ini pengawas akan mendapatkan pemahaman dan masukan-masukan tentang bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru dalam meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan demikian maka pengawas akan mendapatkan bekal dalam melaksanakan tugas kepengawasan yaitu membina guru dalam mengembangkan bahan ajar.


D. Ruang Lingkup

Buku ini akan dikhususkan pada pembahsan tentang bahan ajar cetak sebagai salah satu bentuk bahan ajar yang paling banyak digunakan. Pembahasan akan mencakup:

1. Pentingnya bahan ajar dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah menengah atas.
2. Berbagai jenis bahan ajar cetak yang dapat dikembangkan.
3. Langkah-langkah pengembangan bahan ajar.
4. Contoh sistematika bahan ajar.


BAB II
BAHAN AJAR


A. Pengertian

Guna menghasilkan tamatan yang mempunyai kemampuan sesuai standard kompetensi lulusan, diperlukan pengembangan pembelajaran untuk setiap kompetensi secara sistematis, terpadu, dan tuntas (mastery learning).

Pada pendidikan menengah umum, di samping buku-buku teks, juga dikenalkan adanya lembar-lembar pembelajaran (instructional sheet) dengan nama yang bermacam-macam, antara lain: lembar tugas (job sheet), lembar kerja (work sheet), lembar informasi (information sheet) dan bahan ajar lainnya baik cetak maupun non-cetak. Semua bahan yang digunakan untuk mendukung proses belajar itu disebut sebagai bahan ajar (teaching material).

Untuk pembelajaran yang bertujuan mencapai kompetensi sesuai profil kemampuan tamatan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) diperlukan kemampuan guru untuk dapat mengembangkan yang tepat. Dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) diharapkan siswa dapat menguasai kompetensi-kompetensi secara utuh, sesuai dengan kecepatan belajarnya. Untuk itu bahan ajar hendaknya disusun agar siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran mencapai kompetensi.

Terdapat dua istilah yang sering digunakan untuk maksud yang sama namun sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit berbeda, yakni sumber belajar dan bahan ajar. Untuk itu, maka berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu tentang pengertian sumber belajar dan bahan ajar.

1. Pengertian Sumber Belajar

Sering kita dengar istilah sumber belajar (learning resource), orang juga banyak yang telah memanfaatkan sumber belajar, namun umumnya yang diketahui hanya perpustakaan dan buku sebagai sumber belajar. Padahal secara tidak terasa apa yang mereka gunakan, orang, dan benda tertentu adalah termasuk sumber belajar.

Sumber belajar dalam website bced didefinisikan sebagai berikut: Learning resources are defined as information, represented and stored in a variety of media and formats, that assists student learning as defined by provincial or local curricula. This includes but is not limited to, materials in print, video, and software formats, as well as combinations of these formats intended for use by teachers and students. http://www.bced.gov.bc.ca/irp/appskill/ asleares.htm January 28, 1999.


Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar sebagai perwujudan dari kurikulum. Bentuknya tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai format yang dapat digunakan oleh siswa ataupun guru.

Sadiman mendefinisikan sumber belajar sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar (Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, makalah, 2004)

Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber belajar adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.

Dengan demikian maka sumber belajar juga diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan tingkah laku.

Dari pengertian tersebut maka sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar yaitu dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan lain sebagainya.
b. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi peserta didik, maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya situs, candi, benda peninggalan lainnya.
c. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu di mana peserta didik dapat belajar sesuatu, maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan yaitu segala sesuatu yang berupa teks tertulis, cetak, rekaman elektronik, web, dll yang dapat digunakan untuk belajar.
e. Buku yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya.
f. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, misalnya peristiwa kerusuhan, peristiwa bencana, dan peristiwa lainnya yang guru dapat menjadikan peristiwa atau fakta sebagai sumber belajar.


Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dan atau buku hanya sekedar tempat, benda, orang atau buku yang tidak ada artinya apa-apa.

2. Pengertian Bahan Ajar

Dari uraian tentang pengertian sumber belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar merupakan bagian dari sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis.

Bahan ajar atau teaching-material, terdiri atas dua kata yaitu teaching atau mengajar dan material atau bahan.

Menurut University of Wollongong NSW 2522, AUSTRALIA pada website-nya, WebPage last updated: August 1998, Teaching is defined as the process of creating and sustaining an effective environment for learning.

Melaksanakan pembelajaran diartikan sebagai proses menciptakan dan mempertahankan suatu lingkungan belajar yang efektif.

Paul S. Ache lebih lanjut mengemukakan tentang material yaitu:
Books can be used as reference material, or they can be used as paper weights, but they cannot teach.

Buku dapat digunakan sebagai bahan rujukan, atau dapat digunakan sebagai bahan tertulis yang berbobot.

Dalam website Dikmenjur dikemukakan pengertian bahwa, bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau KD secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu.

Lebih lanjut disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a. Pedoman bagi Guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
b. Pedoman bagi Siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
Pendapat lain mengatakan sebagai berikut;

Definition of teaching material
They are the information, equipment and text for instructors that are required for planning and review upon training implementation. Text and training equipment are included in the teaching material.( Anonim dalam Web-site)

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktor untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).

Pengelompokan bahan ajar menurut Faculté de Psychologie et des Sciences de l’Education Université de Genève dalam website adalah sebagai berikut :

Integrated media-written, audiovisual, electronic, and interactive-appears in all their programs under the name of Medienverbund or Mediamix (Feren Universitaet and Open University respectively).
http://tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfapeople/peraya.html>http:// tecfa.unige.ch/tecfa/general/tecfa-people/ peraya.html, Faculté de Psychologie et des Sciences de l’Education Université de Genève.

Media tulis, audio visual, elektronik, dan interaktif terintegrasi yang kemudian disebut sebagai medienverbund (bahasa jerman yang berarti media terintegrasi) atau mediamix.

Sedangkan Bernd Weidenmann, 1994 dalam buku Lernen mit Bildmedien mengelompokkan menjadi tiga besar, pertama auditiv yang menyangkut radio (Rundfunk), kaset (Tonkassette), piringan hitam (Schallplatte). Kedua yaitu visual (visuell) yang menyangkut Flipchart, gambar (Wandbild), film bisu (Stummfilm), video bisu (Stummvideo), program komputer (Computer-Lernprogramm), bahan tertulis dengan dan tanpa gambar (Lerntext, mit und ohne Abbildung). Ketiga yaitu audio visual (audiovisuell) yang menyangkut berbicara dengan gambar (Rede mit Bild), pertunjukan suara dan gambar (Tonbildschau),dan film/video.

Dari berbagai pendapat di atas dapat disarikan bahwa bahan ajar adalah merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.


Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain :
a. Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
b. Kompetensi yang akan dicapai
c. Content atau isi materi pembelajaran
d. Informasi pendukung
e. Latihan-latihan
f. Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
g. Evaluasi
h. Respon atau balikan terhadap hasil evaluasi

B. Mengapa guru perlu mengembangkan Bahan Ajar?

Terdapat sejumlah alasan, mengapa guru perlu untuk mengembangkan bahan ajar, yakni antara lain; ketersediaan bahan sesuai tuntutan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan bahan ajar harus memperhatikan tuntutan kurikulum, artinya bahan belajar yang akan kita kembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Pada kurikukulum tingkat satuan pendidikan, standard kompetensi lulusan telah ditetapkan oleh pemerintah, namun bagaimana untuk mencapainya dan apa bahan ajar yang digunakan diserahkan sepenuhnya kepada para pendidik sebagai tenaga profesional. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mempunyai kemampuan mengembangkan bahan ajar sendiri. Untuk mendukung kurikulum, sebuah bahan ajar bisa saja menempati posisi sebagai bahan ajar pokok ataupun suplementer. Bahan ajar pokok adalah bahan ajar yang memenuhi tuntutan kurikulum. Sedangkan bahan ajar suplementer adalah bahan ajar yang dimaksudkan untuk memperkaya, menambah ataupun memperdalam isi kurikulum.

Apabila bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak ada ataupun sulit diperoleh, maka membuat bahan belajar sendiri adalah suatu keputusan yang bijak. Untuk mengembangkan bahan ajar, referensi dapat diperoleh dari berbagai sumber baik itu berupa pengalaman ataupun pengetahauan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik orang ahli ataupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri. Bagi siswa, seringkali bahan yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.

Pertimbangan lain adalah karakteristik sasaran. Bahan ajar yang dikembangkan orang lain seringkali tidak cocok untuk siswa kita. Ada sejumlah alasan ketidakcocokan, misalnya, lingkungan sosial, geografis, budaya, dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik sasaran. Selain lingkungan sosial, budaya, dan geografis, karakteristik sasaran juga mencakup tahapan perkembangan siswa, kemampuan awal yang telah dikuasai, minat, latar belakang keluarga dll. Untuk itu, maka bahan ajar yang dikembangkan sendiri dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran.
Selanjutnya, pengembangan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang seringkali siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Untuk mengatasi kesulitan ini maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa menggambarkan sesuatu yang abstrak gersebut, misalnya dengan penggunaan gambar, foto, bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang sederhana, sesuai dengan tingkat berfikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

C. Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

1. Tujuan

Bahan ajar disusun dengan tujuan:
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa.
b. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
c. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Manfaat

Ada sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, yakni antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya.

Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain, misalnya tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik. Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru. Siswa juga akan mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya.

D. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar

Pengembangan bahan ajar hendaklah memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran tersebut adalah:

Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak,
Siswa akan lebih mudah memahami suatu konsep tertentu apabila penjelasan dimulai dari yang mudah atau sesuatu yang kongkret, sesuatu yang nyata ada di lingkungan mereka. Misalnya untuk menjelaskan konsep pasar, maka mulailah siswa diajak untuk berbicara tentang pasar yang terdapat di tempat mereka tinggal. Setelah itu, kita bisa membawa mereka untuk berbicara tentang berbagai jenis pasar lainnya.

Pengulangan akan memperkuat pemahaman
Dalam pembelajaran, pengulangan sangat diperlukan agar siswa lebih memahami suatu konsep. Dalam prinsip ini kita sering mendengar pepatah yang mengatakan bahwa 5 x 2 lebih baik daripada 2 x 5. Artinya, walaupun maksudnya sama, sesuatu informasi yang diulang-ulang, akan lebih berbekas pada ingatan siswa. Namun pengulangan dalam penulisan bahan belajar harus disajikan secara tepat dan bervariasi sehingga tidak membosankan.

Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa
Seringkali kita menganggap enteng dengan memberikan respond yang sekedarnya atas hasil kerja siswa. Padahal respond yang diberikan oleh guru terhadap siswa akan menjadi penguatan pada diri siswa. Perkataan seorang guru seperti ’ya benar’ atau ‚’ya kamu pintar’ atau,’itu benar, namun akan lebih baik kalau begini...’ akan menimbulkan kepercayaan diri pada siswa bahwa ia telah menjawab atau mengerjakan sesuatu dengan benar. Sebaliknya, respond negatif akan mematahkan semangat siswa. Untuk itu, jangan lupa berikan umpan balik yang positif terhadap hasil kerja siswa.

Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan lebih berhasil dalam belajar. Untuk itu, maka salah satu tugas guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah memberikan dorongan (motivasi) agar siswa mau belajar. Banyak cara untuk memberikan motivasi, antara lain dengan memberikan pujian, memberikan harapan, menjelas tujuan dan manfaat, memberi contoh, ataupun menceritakan sesuatu yang membuat siswa senang belajar, dll.

Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
Pembelajaran adalah suatu proses yang bertahap dan berkelanjutan. Untuk mencapai suatu standard kompetensi yang tinggi, perlu dibuatkan tujuan-tujuan antara. Ibarat anak tangga, semakin lebar anak tangga semakin sulit kita melangkah, namun juga anak tangga yang terlalu kecil terlampau mudah melewatinya. Untuk itu, maka guru perlu menyusun anak tangga tujuan pembelajaran secara pas, sesuai dengan karakteristik siswa. Dalam bahan ajar, anak tangga tersebut dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator kompetensi.

Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus mencapai tujuan
Ibarat menempuh perjalanan jauh, untuk mencapai kota yang dituju, sepanjang perjalanan kita akan melewati kota-kota lain. Kita akan senang apabila pemandu perjalanan kita memberitahukan setiap kota yang dilewati, sehingga kita menjadi tahu sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi kita akan berjalan. Demikian pula dalam proses pembelajaran, guru ibarat pemandu perjalanan. Pemandu perjalanan yang baik, akan memberitahukan kota tujuan akhir yang ingin dicapai, bagaimana cara mencapainya, kota-kota apa saja yang akan dilewati, dan memberitahukan pula sudah sampai di mana dan berapa jauh lagi perjalanan. Dengan demikian, semua peserta dapat mencapai kota tujuan dengan selamat. Dalam pembelajaran, setiap anak akan mencapai tujuan tersebut dengan kecepatannya sendiri, namun mereka semua akan sampai kepada tujuan meskipun dengan waktu yang berbeda-beda. Inilah sebagian dari prinsip belajar tuntas.

E. Jenis Bahan Ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).

Selanjutnya pada buku pedoman ini hanya akan dibahas tentang bahan ajar cetak. Untuk bahan ajar non-cetak akan dibahas pada buku pedoman tersendiri.

1. Bahan Ajar Cetak (Printed)

Bahan cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaedt, 1994 yaitu:

a. Bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari
b. Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit
c. Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah
d. Susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu
e. Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja
f. Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa
g. Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar
h. Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri

Kita mengenal berbagai jenis bahan ajar cetak, antara lain hand out, buku, modul, poster, brosur, dan leaflet.

a. Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik. Menurut kamus Oxford hal 389, handout is prepared statement given. Handout adalah pernyataan yang telah disiapkan oleh pembicara.

Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/ KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara down-load dari internet, atau menyadur dari sebuah buku.

b. Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya: hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Menurut kamus oxford hal 94, buku diartikan sebagai: Book is number of sheet of paper, either printed or blank, fastened together in a cover. Buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.

Buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya. Buku pelajaran berisi tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk belajar, buku fiksi akan berisi tentang fikiran-fikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.

c. Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang:
• Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
• Kompetensi yang akan dicapai
• Content atau isi materi
• Informasi pendukung
• Latihan-latihan
• Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
• Evaluasi
• Balikan terhadap hasil evaluasi

Sebuah modul akan bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat menyelesaikan satu atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Dengan demikian maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai oleh peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan ilustrasi.

d. Lembar kegiatan siswa

Lembar kegiatan siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pembelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik dapat berupa teoritis dan atau tugas-tugas praktis. Tugas teoritis misalnya tugas membaca sebuah artikel tertentu, kemudian membuat resume untuk dipresentasikan. Sedangkan tugas praktis dapat berupa kerja laboratorium atau kerja lapangan, misalnya survey tentang harga cabe dalam kurun waktu tertentu di suatu tempat. Keuntungan adanya lembar kegiatan adalah bagi guru, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis.

Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah KD dikuasai oleh peserta didik.

e. Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, maka brosur dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik, karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak, maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.

f. Leaflet

A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996) Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.

g. Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.

h. Foto/Gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.
Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.

Sebuah gambar yang bermakna paling tidak memiliki kriteria sebagai berikut:
• Gambar harus mengandung sesuatu yang dapat dilihat dan penuh dengan informasi/data. Sehingga gambar tidak hanya sekedar gambar yang tidak mengandung arti atau tidak ada yang dapat dipelajari.
• Gambar bermakna dan dapat dimengerti. Sehingga, si pembaca gambar benar-benar mengerti, tidak salah pengertian.
• Lengkap, rasional untuk digunakan dalam proses pembelajaran, bahannya diambil dari sumber yang benar. Sehingga jangan sampai gambar miskin informasi yang berakibat penggunanya tidak belajar apa-apa.







BAB III
PENYUSUNAN BAHAN AJAR


A. Analisis Kebutuhan Bahan Ajar

Untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, diperlukan analisis terhadap SK-KD, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Analisis dimaksud dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis SK-KD
Analisis SK-KD dilakukan untuk menentukan kompetensi-kompetensi mana yang memerlukan bahan ajar. Dari hasil analisis ini akan dapat diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan dalam satu semester tertentu dan jenis bahan ajar mana yang dipilih. Berikut diberikan contoh analisis SK-KD untuk menentukan jenis bahan ajar.

Contoh: Analisis SK-KD
Mata Pembelajaran : Kimia
Kalas : X
Semester : 2
Standar Kompetensi : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Jenis
B. Ajar
• Menguji daya hantar listrik berbagai larutan untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit • Merancang percobaan uji elektrolit
• Menyimpulkan ciri-ciri hantaran arus lsitrik dalam berbagai larutan berdasarkan hasil pengamatan • Larutan elektrolit dan non elektrolit
• Ciri-ciri elektrolit dan non elektrolit
• ...........dst • Menyusun rancangan percobaan untuk mengidentifikasi larutan elektrolit dan non elektrolit
• Diskusi informasi tentang hasil rancangan percobaan.
• Melakukan percobaan daya hantar listrik untuk menentukan ciri-ciri larutan yg bersifat elektrolit dan non elektrolit Buku, LKS






LKS

Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari analisis di atas, jenis bahan ajar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan akan semakin mudah guru menentukan jenis bahan ajarnya. Jika analisis dilakukan terhadap seluruh SK, maka akan diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan oleh guru.


2. Analisis Sumber Belajar
Sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan.

3. Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar
Pemilihan dan penentuan bahan ajar dimaksudkan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik, dapat membantu siswa untuk mencapai kompetensi. Sehingga bahan ajar dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan KD yang akan diraih oleh peserta didik. Jenis dan bentuk bahan ajar ditetapkan atas dasar analisis kurikulum dan analisis sumber bahan sebelumnya.

B. Penyusunan Peta Bahan Ajar

Peta kebutuhan bahan ajar disusun setelah diketahui berapa banyak bahan ajar yang harus disiapkan melalui analisis kebutuhan bahan ajar. Peta Kebutuhan bahan ajar sangat diperlukan guna mengetahui jumlah bahan ajar yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan bahan ajarnya seperti apa. Sekuensi bahan ajar ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Di samping itu peta dapat digunakan untuk menentukan sifat bahan ajar, apakah dependen (tergantung) atau independen (berdiri sendiri). Bahan ajar dependen adalah bahan ajar yang ada kaitannya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain, sehingga dalam penulisannya harus saling memperhatikan satu sama lain, apalagi kalau saling mempersyaratkan. Sedangkan bahan ajar independen adalah bahan ajar yang berdiri sendiri atau dalam penyusunannya tidak harus memperhatikan atau terikat dengan bahan ajar yang lain.

Sebagai contoh peta bahan ajar untuk Biologi SMA semester I Peta diambil dari SK nomor 2, KD nomor 1, dimana materi pokok sebagai judul bahan ajar.















C. Struktur Bahan Ajar

Dalam penyusunan bahan ajar terdapat perbedaan dalam strukturnya antara bahan ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain. Guna mengetahui perbedaan-perbedaan dimaksud dapat dilihat pada matrik berikut ini:

Bahan Ajar Cetak (Printed)
No. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M
1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Petunjuk belajar - √ √ - - - - -
3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** **
4. Informasi pendukung √ √ √ √ √ ** ** **
5. Latihan - √ √ - - - - - -
6. Tugas/langkah kerja - √ √ - - - ** **
7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **
Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKS:Lembar Kegiatan Siswa, Bro:Brosur, Lf:Leaflet, Wch:Wallchart, F/Gb:Foto/ Gambar, Mo/M: Model/Maket

D. Penyusunan Bahan Ajar Cetak

Bahan ajar dapat berupa handout, buku, lembar kegiatan siswa (LKS), modul, brosur atau leaflet, Wallchart, Foto/Gambar, Model/Maket. Dalam menyusun bahan yang perlu diperhatikan adalah bahwa judul atau materi yang disajikan harus berintikan KD atau materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik, di samping itu menurut Steffen-Peter Ballstaedt bahan ajar cetak harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
• Susunan tampilan, yang menyangkut: Urutan yang mudah, judul yang singkat, terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, rangkuman, dan tugas pembaca.
• Bahasa yang mudah, menyangkut: mengalirnya kosa kata, jelasnya kalimat, jelasnya hubungan kalimat, kalimat yang tidak terlalu panjang.
• Menguji pemahaman, yang menyangkut: menilai melalui orangnya, check list untuk pemahaman.
• Stimulan, yang menyangkut: enak tidaknya dilihat, tulisan mendorong pembaca untuk berfikir, menguji stimulan.
• Kemudahan dibaca, yang menyangkut: keramahan terhadap mata (huruf yang digunakan tidak terlalu kecil dan enak dibaca), urutan teks terstruktur, mudah dibaca.
• Materi instruksional, yang menyangkut: pemilihan teks, bahan kajian, lembar kerja (work sheet).

a. Handout

Istilah handout memang belum ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Handout biasanya merupakan bahan ajar tertulis yang diharapkan dapat mendukung bahan ajar lainnya atau penjelasan dari guru. Steffen-Peter Ballstaedt mengemukakan dua fungsi dari handout yaitu:
• Guna membantu pendengar agar tidak perlu mencatat.
• Sebagai pendamping penjelasan si penceramah/guru.

Sebuah handout harus memuat paling tidak:
• Menuntun pembicara secara teratur dan jelas
• Berpusat pada pengetahuan hasil dan pernyataan padat.
• Grafik dan tabel yang sulit digambar oleh pendengar dapat dengan mudah didapat.

Sesuai dengan yang telah dijelaskan di atas bahwa handout disusun atas dasar KD yang harus dicapai oleh peserta didik. Dengan demikian maka handout harus diturunkan dari kurikulum. Handout biasanya merupakan bahan tertulis tambahan yang dapat memperkaya peserta didik dalam belajar untuk mencapai kompetensinya.

Langkah-langkah menyusun handout adalah sebagai berikut:
• Melakukan analisis kurikulum
• Menentukan judul handout, sesuaikan dengan KD dan materi pokok yang akan dicapai.
• Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan. Upayakan referensi terkini dan relevan dengan materi pokoknya.
• Menulis handout, dalam menulis upayakan agar kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, untuk siswa SMA diperkirakan jumlah kata per kalimatnya tidak lebih dari 25 kata dan dalam satu paragraf usahakan jumlah kalimatnya antara 3 – 7 kalimat saja.
• Mengevaluasi hasil tulisan dengan cara dibaca ulang, bila perlu dibaca orang lain terlebih dahulu untuk mendapatkan masukan.
• Memperbaiki handout sesuai dengan kekurangan-kekurangan yang ditemukan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi handout misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

b. Buku

Sebuah buku biasanya akan berisi tentang sesuatu yang menjadi buah pikiran dari seorang pengarangnya. Jika seorang guru menyiapkan sebuah buku yang digunakan sebagai bahan ajar maka buah pikirannya harus diturunkan dari KD yang tertuang dalam kurikulum, sehingga buku akan memberi makna sebagai bahan ajar bagi peserta didik yang mempelajarinya.

Sebuah buku akan dimulai dari latar belakang penulisan, definisi/ pengertian dari judul yang dikemukakan, penjelasan ruang lingkup pembahasan dalam buku, hukum atau aturan-aturan yang dibahas, contoh-contoh yang diperlukan, hasil penelitian, data dan interpretasinya, berbagai argumen yang sesuai untuk disajikan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam menulis buku adalah sebagai berikut:
• Mempelajari kurikulum dengan cara menganalisisnya
• Menentukan judul buku yang akan ditulis sesuai dengan SK yang akan disediakan bukunya.
• Merancang outline buku agar isi buku lengkap mencakup seluruh aspek yang diperlukan untuk mencapai suatu kompetensi.
• Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan, upayakan untuk menggunakan referensi terkini dan relevan dengan bahan kajiannya.
• Menulis buku dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
• Mengevaluasi/mengedit hasil tulisan dengan cara membaca ulang. Jika ada kekurangan segera dilakukan penambahan.
• Memperbaiki tulisan
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

c. Modul

Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator/guru. Dengan demikian maka sebuah modul harus dapat dijadikan sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. Kalau guru memiliki fungsi menjelaskan sesuatu maka modul harus mampu menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan tingkat pengetahuan dan usianya.

• Penulisan bahan ajar modul
Dalam menulis bahan ajar khususnya modul terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:
- Analisis SK dan KD
Analisis dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar. Dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat inti dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa dan hasil belajar kritis yang harus dimiliki oleh siswa (critical learning outcomes) itu seperti apa.

- Menentukan judul-judul modul
Judul modul ditentukan atas dasar KD-KD atau materi pembelajaran yang terdapat dalam silabus. Satu kompetensi dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya kompetensi dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul modul. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul modul.

- Pemberian kode modul
Kode modul sangat diperlukan guna memudahkan dalam pengelolaan modul. Biasanya kode modul merupakan angka-angka yang diberi makna, misalnya digit pertama, angka satu (1) berarti IPA, (2) : IPS. (3) : Bahasa. Kemudian digit kedua merupakan klasifikasi/kelompok utama kajian atau aktivitas atau spesialisasi pada jurusan yang bersangkutan. Misalnya jurusan IPA, nomor 1 digit kedua berarti Fisika, 2 Kimia, 3 Biologi dan seterusnya.

- Penulisan Modul
Penulisan modul dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
* Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu modul merupakan spesifikasi kualitas yang seharusnya telah dimiliki oleh siswa setelah ia berhasil menyelesaikan modul tersebut. KD yang tercantum dalam modul diambil dari pedoman khusus kurikulum 2004. Apabila siswa tidak berhasil memiliki tingkah laku sebagai yang dirumuskan dalam KD itu, maka KD pembelajaran dalam modul itu harus dirumuskan kembali. Dalam hal ini barangkali bahan ajar yang gagal, bukan siswa yang gagal. Kembali pada terminal behaviour, jika terminal behaviour diidentifikasi secara tepat, maka apa yang harus dikerjakan untuk mencapainya dapat ditentukan secara tepat pula.

Contoh Rumusan KD yang harus dikuasai:
Anda mampu menguji daya hantar listrik berbagai larutan untuk membedakan larutan elektrolit dan non elektrolit hasilnya memenuhi kriteria sebgai berikut:
1) Ada rancangan percobaan elektrolit .
2) Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam berbagai larutan berdasarkan hasil pengamatan.
3) Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
4) Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
5) Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.

* Menentukan alat evaluasi/penilaian
Criterion items adalah sejumlah pertanyaan atau tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai suatu KD dalam bentuk tingkah laku. Karena pendekatan pembelajarannya yang digunakan adalah kompetensi, dimana sistem evaluasinya didasarkan pada penguasaan kompetensi, maka alat evaluasi yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment.

Evaluasi dapat segera disusun setelah ditentukan KD yang akan dicapai sebelum menyusun materi dan lembar kerja/tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Hal ini dimaksudkan agar evaluasi yang dikerjakan benar-benar sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh siswa.

Contoh evaluasi dari contoh KD di atas:
No (75% kriteria keberhasilan)*) Ya Tdk
1. Ada rancangan percobaan elektrolit.
2. Terdapat kesimpulan ciri-ciri hantaran arus listrik dalam berbagai larutan berdasarkan hasil pengamatan.
3. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya.
4. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus listrik.
5. Menjelaskan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar.
Total
Catatan *) : Jika 75% dari ke-5 kriteria terpenuhi, maka dinyatakan lulus.

* Penyusunan Materi
Materi atau isi modul sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi modul akan sangat baik jika menggunakan referensi–referensi mutakhir yang memiliki relevansi dari berbagai sumber misalnya buku, internet, majalah, jurnal hasil penelitian. Materi modul tidak harus ditulis seluruhnya, dapat saja dalam modul itu ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya. Misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.

Kalimat yang disajikan tidak terlalu panjang. Bagi siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per-kalimat dan dalam satu paragraf 3–7 kalimat.


Gambar-gambar yang sifatnya mendukung isi materi sangat diperlukan, karena di samping memperjelas penjelasan juga dapat menambah daya tarik bagi siswa untuk mempelajarinya.

* Urutan pembelajaran
Urutan pembelajaran dapat diberikan dalam petunjuk menggunakan modul. Misalnya dibuat petunjuk bagi guru yang akan mengajarkan materi tersebut dan petunjuk bagi siswa. Petunjuk siswa diarahkan kepada hal-hal yang harus dikerjakan dan yang tidak boleh dikerjakan oleh siswa, sehingga siswa tidak perlu banyak bertanya, guru juga tidak perlu terlalu banyak menjelaskan atau dengan kata lain guru berfungsi sebagai fasilitator.

* Struktur bahan ajar/modul
Struktur modul dapat bervariasi, tergantung pada karakter materi yang akan disajikan, ketersediaan sumberdaya dan kegiatan belajar yang akan dilakukan. Secara umum modul harus memuat paling tidak:
- Judul
- Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
- Kompetensi yang akan dicapai
- Informasi pendukung
- Latihan-latihan
- Petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja (LK)
- Evaluasi/Penilaian

d. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang harus dikerjakan.

Dalam menyiapkan lembar kegiatan siswa dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

• Analisis kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang akan diajarkan, kemudian kompetesi yang harus dimiliki oleh siswa.

• Menyusun peta kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang harus ditulis dan sekuensi atau urutan LKS-nya juga dapat dilihat. Sekuens LKS ini sangat diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.

• Menentukan judul-judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi-materi pokok atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar, sedangkan besarnya KD dapat dideteksi antara lain dengan cara apabila diuraikan ke dalam materi pokok (MP) mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP, maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul LKS.

• Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebaga berikut:
- Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen SI.
- Menentukan alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja peserta didik. Karena pendekatan pembelajar-an yang digunakan adalah kompetensi, dimana penilaiannya didasarkan pada penguasaan kompeten-si, maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Panilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assesment. Dengan demikian guru dapat menilainya melalui proses dan hasil kerjanya.
- Penyusunan Materi
Materi LKS sangat tergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang lingkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi itu. Tugas-tugas harus ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukannya, misalnya tentang tugas diskusi. Judul diskusi diberikan secara jelas dan didiskusikan dengan siapa, berapa orang dalam kelompok diskusi dan berapa lama.
- Struktur LKS
Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
* Judul
* Petunjuk belajar (Petunjuk siswa)
* Kompetensi yang akan dicapai
* Informasi pendukung
* Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
* Penilaian


e. Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996).

Dalam menyusun sebuah brosur sebagai bahan ajar, brosur paling tidak memuat antara lain:
• Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
• KD/materi pokok yang akan dicapai, diturunkan dari SI dan SKL.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik memperhatikan penyajian kalimat yang disesuaikan dengan usia dan pengalaman pembacanya. Untuk siswa SMA upayakan untuk membuat kalimat yang tidak terlalu panjang, maksimal 25 kata per kalimat dan dalam satu paragraf 3 – 7 kalimat.
• Tugas-tugas dapat berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok dan ditulis dalam kertas lain.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

f. Leaflet

A separate sheet of printed matter, often folded but not stitched (Webster’s New World, 1996). Leatlet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.

Dalam membuat leaflet secara umum sama dengan membuat brosur, bedanya hanya dalam penampilan fisiknya saja, sehingga isi leaflet dapat dilihat pada brosur di atas. Leaflet biasanya ditampilkan dalam bentuk dua kolom kemudian dilipat.

g. Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Misalnya tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya atau proses dari suatu kegiatan laboraturium. Dalam mempersiapkannya wallchart paling tidak berisi tentang:
• Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
• Petunjuk penggunaan wallchart, dimaksudkan agar wallchart tidak terlalu banyak tulisan.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik dalam bentuk gambar, bagan atau siklus.
• Tugas-tugas ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas membaca buku tertentu yang terkait dengan materi belajar dan membuat resumenya. Tugas lain misalnya menugaskan siswa untuk menggambar atau membuat bagan ulang. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap hasil karya dari tugas yang diberikan.
• Gunakan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya materi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.

h. Foto/Gambar

Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.

Dalam menyiapkan sebuah gambar untuk bahan ajar dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

• Judul diturunkan dari KD atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi. Jika foto, maka judulnya dapat ditulis dibaliknya.
• Buat desain tentang foto/gambar yang dinginkan dengan membuat storyboard. Storyboard foto tidak akan sebanyak untuk video/film.
• Informasi pendukung diambilkan dari storyboard secara jelas, padat, menarik ditulis dibalik foto. Gunakan sumber lain yang dapat memperkaya materi misalnya foto, internet, buku. Agar foto enak dilihat dan memuat cukup informasi, maka sebaiknya foto/gambar berukuran paling tidak 20-R.
• Pengambilan gambar dilakukan atas dasar stroryboard. Agar hasilnya baik dikerjakan oleh orang yang menguasai penggunaan foto, atau kalau gambar digambar oleh orang yang terampil menggambar.
• Editing terhadap foto/gambar dilakukan oleh orang yang menguasai substansi/isi materi video/film.
• Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya sebelum digandakan dilakukan penilaian terhadap program secara keseluruhan baik secara substansi, edukasi maupun sinematografinya.
• Foto/gambar biasanya tidak interaktif, namun tugas-tugasnya dapat diberikan pada akhir penampilan gambar, misalnya untuk pembelajaran bahasa Inggris siswa diminta untuk menceritakan ulang secara oral tentang situasi dalam foto/gambar. Tugas-tugas dapat juga ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa menceritakan ulang tentang foto/ gambar yang dilihatnya dalam bentuk tertulis. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap penampilan siswa dalam menceritakan kembali foto/gambar yang dilihatnya atau cerita tertulis dari foto/gambar yang telah dilihatnya.

i. Model/Maket

Model/maket yang didesain secara baik akan memberikan makna yang hampir sama dengan benda aslinya. Weidermann mengemukakan bahwa dengan meilhat benda aslinya yang berarti dapat dipegang, maka peserta didik akan lebih mudah dalam mempelajarinya. Misalnya dalam pembelajaran biologi siswa dapat melihat secara langsung bagian-bagian tubuh manusia melalui sebuah model. Biasanya model semacam ini dapat dibuat dengan skala 1:1 artinya benda yang dilihat memiliki besar yang persis sama dengan benda aslinya atau dapat juga dengan skala yang lebih kecil, tergantung pada benda apa yang akan dibuat modelnya. Bahan ajar semacam ini tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus dibantu dengan bahan tertulis agar memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran maupun siswa dalam belajar. Dalam memanfaatkan model/maket sebagai bahan ajar harus menggunakan KD dalam kurikulum sebagai acuannya.
• Judul diturunkan dari kompeternsi dasar atau materi pokok sesuai dengan besar kecilnya materi.
• Membuat rancangan sebuah model yang akan dibuat baik substansinya maupun bahan yang akan digunakan sebagai model.
• Informasi pendukung dijelaskan secara jelas, padat, menarik pada selembar kertas. Karena tidak mungkin sebuah model memuat informasi tertulis kecuali keterangan-keterangan singkat saja. Gunakan berbagai sumber yang dapat memperkaya informasi misalnya buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian.
• Agar hasilnya memuaskan, sebaiknya pembuatan model atau maket dilakukan oleh orang yang memiliki keterampilan untuk membuatnya. Bahan yang digunakan tentu saja disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kemudahan dalam mencarinya.
• Tugas dapat diberikan pada akhir penjelasan sebuah model, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan oral. Tugas-tugas dapat juga ditulis dalam lembar kertas lain, misalnya berupa tugas menjelaskan secara tertulis tentang misalnya untuk pembelajaran biologi, fungsi jantung bagi kehidupan manusia. Tugas dapat diberikan secara individu atau kelompok.
• Penilaian dapat dilakukan terhadap jawaban lisan atau tertulis dari pertanyaan yang diberikan.



E. Evaluasi dan Revisi

Setelah selesai menulis bahan ajar, selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah evaluasi terhadap bahan ajar tersebut. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah bahan ajar telah baik ataukah masih ada hal yang perlu diperbaiki. Teknik evaluasi bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya evaluasi teman sejawat ataupun uji coba kepada siswa secara terbatas. Respondenpun bisa anda tentukan apakah secara bertahap mulai dari one to one, group, ataupun class.

Komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan.

Komponen kelayakan isi mencakup, antara lain:
1. Kesesuaian dengan SK, KD
2. Kesesuaian dengan perkembangan anak
3. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4. Kebenaran substansi materi pembelajaran
5. Manfaat untuk penambahan wawasan
6. Kesesuaian dengan nilai moral, dan nilai-nilai sosial

Komponen Kebahasaan antara lain mencakup:
1. Keterbacaan
2. Kejelasan informasi
3. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar
4. Pemanfaatan bahasa secara efektif dan efisien (jelas dan singkat)

Komponen Penyajian antara lain mencakup:
1. Kejelasan tujuan (indikator) yang ingin dicapai
2. Urutan sajian
3. Pemberian motivasi, daya tarik
4. Interaksi (pemberian stimulus dan respond)
5. Kelengkapan informasi

Komponen Kegrafikan antara lain mencakup:
1. Penggunaan font; jenis dan ukuran
2. Lay out atau tata letak
3. Ilustrasi, gambar, foto
4. Desain tampilan

Komponen-komponen penilaian di atas dapat Anda kembangkan ke dalam format instrumen evaluasi. Contoh format evaluasi adalah sebagai berikut:

Contoh Format Instrumen Evaluasi Formatif Bahan Ajar

INSTRUMEN EVALUASI FORMATIF
Judul Bahan Ajar : ...........
Mata Pelajaran : ...........
Penulis : ...........
Evaluator : ...........
Tanggal : ...........

Petunjuk pengisian
Berilah tanda check (v) pada kolom yang paling sesuai dengan penilaian Anda.
1 = sangat tidak baik/sesuai
2 = kurang sesuai
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik/sesuai

No Komponen 1 2 3 4 5
KELAYAKAN ISI
1 Kesesuaian dengan SK, KD
2 Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
3 Kesesuaian dengan kebutuhan bahan ajar
4 Kebenaran substansi materi
5 Manfaat untuk penambahan wawasan pengetahuan
6 Kesesuaian dengan nilai-nilai, moralitas, sosial
KEBAHASAAN
7 Keterbacaan
8 Kejelasan informasi
9 Kesesuaian dengan kaidah Bahasa Indonesia
10 Penggunaan bahasa secara efektif dan efisien
SAJIAN
11 Kejelasan tujuan
12 Urutan penyajian
13 Pemberian motivasi
14 Interaktivitas (stimulus dan respond)
15 Kelengkapan informasi
KEGRAFISAN
16 Penggunaan font (jenis dan ukuran)
17 Lay out, tata letak
18 Ilustrasi, grafis, gambar, foto
19 Desain tampilan
Komentar/saran evaluator:
..........................................................................................
..........................................................................................
..........................................................................................

Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, selanjutnya Anda dapat melakukan revisi atau perbaikan terhadap bahan ajar yang Anda kembangkan. Setelah itu, bahan ajar siap untuk Anda manfaatkan dalam proses pembelajaran.
READ MORE - Panduan Pengembangan Bahan ajar

Fr33 Z0n3


ShoutMix chat widget